Begini kondisi Rachel, bocah yang dianiaya nenek tiri pakai minyak goreng panas

user
Muhammad Hasits 26 Oktober 2017, 12:24 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Masih ingat dengan Rachel Herliani (11)?  Bocah kelas 5 SD yang mengalami luka bakar hampir di seluruh wajahnya setelah dicelupkan ke dalam ke dalam wajan berisi minyak goreng panas oleh nenek tirinya. Kondisi Rachel saat ini terus membaik. Rachel bahkan telah diperbolehkan ke pulang sejak Selasa (24/10) siang kemarin dari Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.

Saat ini Rachel tinggal bersama ayahnya Kusdinan (40) di rumahnya yang berada di Jalan Ibrahim Adjie, RT 03/05, Kelurahan Kebonwaru, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung. Ayah Rachel, Kusdinan menjelaskan bahwa kondisi anaknya tersebut saat ini terus membaik. Setelah dirawat hampir satu bulan, kondisi Rachel terus mengalami kemajuan.

"Kondisinya sudah membaik tinggal dirawat jalan," ujar Kusdinan kepada Merdeka.coom saat ditemui di kediamannya, Rabu (25/10).


Menurut Kusdinan, luka yang berada di bagian wajah Rachel berangsur mulai sembuh. Saat ini Rachel harus menjalani perawatan 5 hari sekali ke rumah sakit untuk menjalani rawat jalan.

"Nanti hari Senin rawat jalan ke RSHS. Bentuk perawatanya buka balutan dibersihkan setiap 5 hari sekali," katanya.

Kusdinan mengatakan, anaknya tersebut telah 3 kali masuk ruang operasi untuk pemulihan luka di wajahnya. Saat ini luka di wajahnya sebagian sudah pulih sehingga diperbolehkan pulang oleh dokter.

"Lukanya sedikit lagi. Kata dokter boleh pulang enggak apa-apa. Karena selama perawatan di rumah sakit Rachel juga kan terpaksa harus meninggalkan sekolah. Kalau sudah pulang kan nanti bisa sekolah lagi. Apalagi Desember nanti UAS (Ujian Akhir Sekolah) kan," ucapnya.

Kusdinan menambahkan, bahwa nenek tiri Rachel, Kosiah (69) saat ini harus mempertangungjawabkan perbuatannya. "Dari Polres kemarin ketemu katanya nenek mau diajukan ke pengadilan," ungkapnya.

Saat Merdeka.com mendatangi rumahnya tampak raut wajah ceria terpancar dari wajah Rachel. Balutan perban yang sempat menutupi hampir seluruh wajahnya kini tidak terlihat lagi. Balutan perban hanya menutupi bagian kening Rachel dan bagian bawah mata sebelah kiri.

Rachel mengatakan, saat ini kondisinya sudah benar-benar membaik. Sebagian besar luka di wajahnya sudah kering. Namun luka di bagian kening dan bawah mata masih belum kering. "Enggak perih lagi tapi kadang gatel. Mata engga apa-apa masih jelas," kata Rachel.

Rachel mengaku, dirinya ingin kembali bersekolah seperti biasa. Rencananya Rachel akan pindah sekolah di Kota Bandung dari sekolah sebelumnya di Kabupaten Bandung Barat ke kota Bandung.

"Pengen sekolah lagi seperti biasa. Pengen main sama teman-teman lagi," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat (DP3APM) Kota Bandung Dedi Sopandi, mengatakan bahwa Rachel akan mendapatkan pendampingan dari unit P2TP2A untuk memulihkan kondisi psikologis usai keluar dari Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Hal itu untuk menghilangkan trauma sebagai korban kekerasan oleh nenek tirinya.

"Kami sudah melakukan pendampingan. Setiap hari Rabu kita sudah tunjuk psikolog mendatangi ke rumahnya untuk menggali trauma psikologis," kata Dedi saat ditemui di rumah Rachel.

Tak hanya pendampingan, lanjut Dedi, pihaknya  juga akan membantu proses pindah sekolah Rachel dari KBB ke Kota Bandung.

"Rachel sudah positif harus kembali ke keluarga dengan tinggal di Bandung. Orang tua akan mengurus perpindahan sekolah dari kita dibantu ke disdik. Karena Rachel ingin bersekolah di Kacapiring," ungkapnya.

Dedi mengatakan, kondisi Rachel saat ini berangsur membaik dan sudah mulai aktif berkomunikasi. "Tadi kami sudah lihat ke lokasi, dia sudah mau berkomunikasi. Dan sudah mampu dan mau bersekolah, kita bantu juga agar rasa percaya diri dia kembali," katanya.

Kredit

Bagikan