Korban kecelakaan lalu lintas paling banyak dialami pengendara usia 15-24 tahun

user
Mohammad Taufik 12 Oktober 2017, 16:29 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Badan Perencanaan, Pembangunan, Penelitian dan Pembangunan (Bapelitbang) Kota Bandung merilis laporan tahunan keselamatan jalan Kota bandung 2015-2016. Laporan yang dituangkan dalam bentuk buku ini untuk memberikan sebuah gambaran terhadap kondisi keselamatan jalan di Kota Bandung.

Kasubdit Perencana Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah II Bapelitbang Kota Bandung Sam Satriabadra mengatakan, secara umum dari rentang waktu 2013-2016, tren kecelakaan lalu lintas dan korban meninggal dunia menurun secara bertahap meskipun jumlah populasi dan jumlah kendaraan meningkat.

Pada tahun 2013 tercatat ada 838 kecelakaan dengan jumlah korban meninggal dunia sebanyak 125. Pada tahun 2014 jumlah kecelakaan menurun sebanyak 738 dengan jumlah korban meninggal dunia 124.

"Begitu juga tahun 2015 dan 2016 jumlah kecelakaan menurun dengan jumlah masing-masing 682 dan 654 kecelakaan dengan jumlah korban meninggal dunia 100 orang pada tahun 2015 dan 84 pada tahun 2016," ujar Sam kepada wartawan di Balai Kota Bandung, Kamis (12/10).

Menurut dia, pengguna sepeda motor merupakan tingkat cedera dan kematian paling tinggi dengan persentase 71 persen kematian. Kemudian diikuti oleh pejalan kaki sebagai kelompok yang berpengaruh selanjutnya dengan persentase 23 persen kematian.

"Secara keseluruhan 95 persen kematian di jalan raya berada di antara pengguna jalan yang rentan yaitu, pengguna sepeda motor, pesepeda dan pejalan kaki," katanya.

Sam menyebut dari segi bulan, Bulan Juni 2015 dan 2016 adalah korban kecelakaan paling tinggi. Dia mencatat terdapat 75 kecelakaan pada Juni 2015 dan 73 kecelakaan pada Juni 2016. Sementara kematian tertinggi terjadi pada September 2016.

Adapun dari jenis kelamin, Laki-laki adalah korban kecelakaan paling tinggi sebesar 76 persen dibandingkan perempuan sebesar 20 persen dan sisanya tidak diketahui selama 2015-2016. Proporsi pengemudi terdaftar menurut jenis kelamin menunjukan bahwa pengemudi laki laki sebesar 69 persen dan perempuan 31 persen

"Proporsi tertinggi untuk korban meninggal laki-laki sebsar 147 jiwa dan diikuti oleh korban meninghal perempuan sebesar 29 jiwa," katanya.

Adapun dari segi kelompok umur, pengendara kendaraan roda dua berumur 15-24 tahun merupakan bagian terbesar dari cedera dan kematian dengan jumlah 239 korban cedera dan 43 korban meninggal dunia. Sementara kelompok umur 25-34 berada di posisi kedua dengan jumlah korban cedera 136 dan 41 korban meninggal dunia.

"Secara keseluruhan faktor penyebab kecelakaan adalah pengemudi yang tidak tertib dengan dominasi 51 persen, disusul 23 persen akibat melebihi batas kecepatan, pengemudi lemah dengan 18 persen, pengemudi mengantuk 5 persen dan sisanya 3 persen akibat pengaruh alkohol," ucapnya.

Pihaknya berharap dengan penerbitan data tersebut bisa memberikan pengetahuan dan gambaran mengenai kondisi keselamatan jalan sehingga dapat digunakan sebagai bahan perbaikan intervensi perencanaan juga evaluasi.

Pemerintah Kota Bandung bekerjasama dengan Bloomberg Philantropies Initiative for Global Road Safety (BIGRS) telah melakukan kampanye ujtuk menurunkan fatalitas kecelakaan khususnya yang melibatkan sepeda motor sebagai korban kecelakaan paling besar yaitu kampanye #klikbiarselamat.

Kampanye ini mendorong pengguna sepeda motor untuk selalu menggunakan helm dalam bekendara dengan tali helm yang diklik guna mengurangi keparahan cedera. Melalui program yang sama, pemerintah juga mengupayakan peningkatan keselamatan pejalan kaki dan penyebrang jalan dengan melakukan perbaikan desain jalan/simpang yang lebih bekeselamatan pada beberapa lokasi jalan atau simpang di Kota Bandung.

Kredit

Bagikan