Pengecoran Jalan Sukarno Hatta, warga diimbau cari jalan alernatif
Bandung.merdeka.com - Pemerintah Kota Bandung menyampaikan permohonan maaf terkait kegiatan pengecoran jalan nasional di Jalan Sukarno Hatta. Seperti diketahui pengecoran jalan dari ruas Perempatan Jalan Ibrahim Adjie hingga Jalan Riung Bandung menyebabkan terganggunya lalu lintas .
"Kami atas nama Pemerintah Kota Bandung menyampaikan Permohonan Maaf Sebesar-besarnya atas ketidaknyamanan dan terganggunya lalu lintas di sepanjang Jl Soekarno Hatta,"Â ujar Kepala Bagian Humas Setda Kota Bandung Yayan Ahmad Brillyana di Balai Kota, Selasa (15/8)
Yayan juga menjelaskan, meskipun program perbaikan jalan tersebut merupakan program Pemerintah Pusat, tetapi tentu saja berimbas kepada warga Kota Bandung yang menggunakannya. Sehingga Yayan meminta kepada warga apabila melalui jalan tersebut agar berangkat lebih awal, atau mencari jalur alternatif.
"Agar tidak terhambat sebaiknya pergunakan jalur alternatif yang tidak langsung berhubungan dengan jalur pengecoran, sehingga meskipun memutar atau agak jauh tetapi tidak akan lama karena terjebak macet," katanya.
Yayan juga menambahkan Pemkot Bandung juga sudah meminta agar perbaikan jalan tersebut dapat dipercepat pengerjaannya.
"Kita juga meminta mereka agar dapat mempercepat proses pengerjaannya, agar dampaknya tidak terlalu lama," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Satuan Kerja Metropolitan Kementrian PU Yuliansyah
mengatakan, progres pengecoran jalan Soekarno Hatta sepanjang kurang lebih 2 KM akan dilaksanakan diperkirakan memerlukan waktu 45-60 hari.
Menurut dia, pekerjaan tersebut merupakan lanjutan proyek perbaikan jalan sebelum Idul Fitri lalu yang belum selesai. Yuliansyah menyebut jika proyek pekerjaan tersebut merupakan satu paket yaitu penggantian LC menggunakan aspal binder leveling dan dilanjut dengan rigid ketebalan 30,5 centimeter.
"Ini memang paket yang lalu tapi masih polosan, masih rentan air hujan makanya harus dibeton agar kuat," tegas Yuliansyah.
Berkaitan dengan arus lalu lintas yang terganggu akibat proyek tersebut, Yuliansyah mengakui hal tersebut.
"Selama pouring (penuangan) beton akan terjadi kemacetan dengan jangka satu minggu per lajur sebelum bisa kering dan dapat digunakan lajurnya," pungkasnya.