Ridwan Kamil terbang ke Mexico City dan Cuenca untuk jajaki kerjasama

user
Mohammad Taufik 07 Agustus 2017, 14:30 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Pemerintah Kota Bandung akan menjajaki kerja sama dengan kota Mexico city, Mexico untuk sharing pengalaman mengenai pelaksanaan program road safety. Selama ini Pemkot Bandung telah mendapatkan bantuan dari Bloomberg Philantropies melalui World Resources Institution terkait road safety ini.

Keberangkatan rombongan yang dipimpin langsung Walikota Bandung Ridwan Kamil itu juga untuk menggali pengalaman tentang bagaimana merencanakan, mengimplementasikan dan mengoperasionalkan sistem BRT (Bus Rapid Transit) di Mexico City. Ridwan bersama rombongan juga akan berangkat menuju Kota Cuenca, Ekuador dalam rangka pertukaran budaya hingga ekonomi perdagangan dengan membuat Little Bandung.

Kepala Sub Bagian Kerja Sama Luar Negeri Sekretariat Daerah Kota Bandung, Bariati Ratna Aju menyebutkan, perjalanan Walikota bersama rombongan ke dua kota di Amerika Selatan itu selama satu minggu ke depan. Namun efektif kunjungannya hanya selama dua hari di Mexico dan satu hari di Ekuador. Perjalanan panjang menuju kedua negara membuat rombongan harus menghabiskan waktu sampai satu pekan lamanya.

"Pak wali sudah berangkat tadi malam (Minggu malam) dan dijadwalkan pulang ke Bandung minggu depan. Pak wali cuma dua hari di Mexico dan satu hari di Ekuador. Perjalanannya itu yang membuat lama. Untuk sampai ke Mexico butuh waktu 24 jam. Dari sana ke Ekuador butuh 8 jam perjalanan. Kemudian pulangnya dari Ekuador ke Jakarta 36 jam," ujar Bariati, Senin (7/8).

Dia menjelaskan, Mexico City termasuk kota yang berhasil dalam menerapkan sistem BRT. Selama periode 2005-2010, mereka berhasil mengurangi waktu perjalanan rata-rata 40 persen per perjalanan, mengurangi polusi udara dan emisi mengurangi lebih dari 142.000 ton CO2 per tahun, menekan angka kecelakaan lalu lintas sebesar 40cpersen dan menekan angka korban jiwa sebesar 38 persen.

"Kota Bandung ingin mengenal lebih jauh bagaimana sistem road safety yang berlaku di Mexico City melalui penerapan sistem BRT. Sistem ini dianggap cukup aplikatif untuk diterapkan di Kota Bandung. Selain itu, Pak Wali juga akan melakukan kunjungan ke kedutaan besar dan memberikan kuliah umum di depan Diaspora yang ada di Kota Mexico," ujarnya.

Sementara di Cuenca, Bariati mengatakan, kota di Ekuador itu menawarkan kerja sama dengan Kota Bandung. Alasannya, karakteristik kedua kota tersebut hampir mirip dari sisi banyaknya bangunan heritage, kreativitas, hingga pengelolaan persampahan. Selain itu, Walikota Bandung juga akan menjajaki undangan mengikuti JIDAP, semacam festival promosi kesenian kebudayaan di Cuenca pada bulan November mendatang.

"Di situ juga Pemkot Cuenca menawarkan satu tempat untuk little Bandung. Kemungkinan akan ada juga penandatanganan Letter of Intent (LoI) dengan Kota Cuenca lebih kepada sister city yang ruang lingkupnya meliputi kebudayaan, lingkungan, hingga ekonomi perdagangan," ucapnya.

Kalau ternyata penandatanganan LoI dengan Kota Cuenca jadi dilakukan, sambungnya, akan menambah daftar panjang kota di luar negeri yang menjadi sister city bagi Kota Bandung. Beberapa kota yang sudah menjadi sister city di antaranya Seoul dan Suwon di Korea Selatan, Kawasaki, Hamamatsu, dan Toyota City di Jepang, Petaling Jaya di Malaysia, Cotabaco di Filipina masih ada beberapa kota lainnya.

"Kunjungan dan kerja sama dengan kota di luar negeri itu merupakan bentuk paradiplomasi yang dilakukan Pemerintah Kota Bandung yang insya allah hasilnya sangat banyak bagi pembangunan daerah. Misalnya waktu di Filipina menghasilkan kerja sama dengan Manila Water, bantuan dari ADB untuk pendampingan proyek PJU, pendampingan proyek Digital Classroom," ujarnya.

"Semoga kunjungan ke dua negara di Amerika Selatan kali ini juga bisa menghasilkan banyak kerja sama yang menghadirkan perubahan bagi Kota Bandung."

Kredit

Bagikan