Emil ajak generasi milenial perkuat persatuan lewat postingan positif


Ridwan Kamil saat berbicara di depan generasi millennial Bandung
Bandung.merdeka.com - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengajak para generasi muda untuk menjadi agen pemersatu bangsa melalui konten-konten digital. Pria yang akrab disapa Emil ini menyebut anak-anak muda yang terdidik adalah ujung tombak yang seharusnya bisa mengampanyekan pesan-pesan persatuan.
Hal itu diungkapkan Emil saat membuka kegiatan Pelatihan Jurnalisme Kebhinekaan melalui Literasi yang digelar Media Maarif Institute bekerja sama dengan duta YouTube Creators for Change Cameo Project di Balai Kota Bandung, Jumat (28/7).
Secara umum, anak muda, khususnya di Kota Bandung, adalah pengguna media sosial aktif. Semiocast.com melansir bahwa Bandung, di mana 60 persen penduduknya berusia di bawah 40 tahun, adalah kota pengguna Twitter yang paling aktif nomor 6 di dunia. Saat ini, anak-anak muda mulai banyak menyukai Youtube dan Instagram yang lebih banyak menggunakan konten visual berupa gambar dan video pendek.
Hal tersebut dipandang potensi sekaligus tantangan bagaimana masyarakat bisa berperan aktif dalam menyebarkan pesan-pesan tertentu.
"Saya mengajak anak-anak millennial ini, yang aktif sehari-hari menggunakan smartphone dan melakukan postingan di berbagai konten, untuk mengajak lagi sebuah nilai yang memperkuat kebhinekaan dan persatuan," ujar Emil.
Dia mengatakan kepada ratusan pelajar Kota Bandung bahwa ada pihak-pihak yang berupaya menyebarkan paham tertentu yang berpotensi memecah belah persatuan. Namun demikian, mengajak para siswa agar tetap optimis dalam menjaga kesatuan Indonesia.
Saat ini, lanjut Emil, di media daring (online), khususnya di media sosial, banyak isu sosial, seperti ujaran kebencian, perundungan, xenophobia, dan ekstremisme menerpa kalangan generasi muda. Hal ini dipandang berpotensi mengkonstruksi nilai-nilai dan karakter negatif hingga berdampak pada stabilitas sosial di masyarakat. Untuk itu, Emil memandang perlu adanya pendidikan literasi media untuk anak muda.
"Ajak masyarakat untuk tidak membenci perbedaan, memposting situasi di mana orang kaya miskin bisa bersatu, beda agama main bareng. Kalau (nilai-nilai) ini dipengaruhi oleh mereka (para pelajar) ini, insya Allah generasi baru tidak terkontaminasi oleh nilai-nilai negatif yang merusak kebhinekaan," katanya.
Ia pun memberikan tips dan saran kepada para peserta agar konten yang mereka buat bisa diterima oleh khalayak. "Basisnya harus visual, ada foto dan tulisan. Pesannya juga pesan positif. Banyak kalimat humoris karena menurut survei orang Indonesia lebih berinteraksi kalau humoris," ujarnya.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak