Pemkot Bandung luncurkan program Layad Rawat, dokter ke rumah pasien
Bandung.merdeka.com - Pemerintah Kota Bandung meluncurkan layanan inovasi di bidang kesehatan bernama 'Layad Rawat'. Melalui program ini nantinya para dokter akan datang ke rumah warga untuk melayani pasien sakit. Peluncuran program dilakukan langsung oleh Wali Kota Bandung di Balai Kota Bandung, Rabu (26/7).
Pria yang akrab disapa Emil ini mengatakan, program ini digagas sebagai bentuk penerjemahan teori baru dalam pelayanan publik. Jika biasanya warga yang mendatangi negara untuk mendapatkan pelayanan, namun konsep itu dibalik menjadi negara yang mendatangi warga.
"Alhamdulillah hari ini Pemkot Bandung melaunching program 'Layad Rawat' yaitu merawat, mendatangi warga-warga yang tidak mampu, warga miskin kota yang perlu dirawat di rumahnya, bukan tipe penyakit yang berat atau intensif yang memang harus ke rumah sakit," ujar Emil.
Emil mengatakan, dalam program ini melibatkan 1.598 orang yang terdiri dari dokter, perawat, dan tenaga kesehatan. Nantinya masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan cukup menelepon di nomor 119, nantinya operator akan mengirimkan tim ke rumah warga.
"Formatnya adalah siapapun warga Bandung silakan menelepon 119, nanti operator akan mengirimkan timnya dengan ambulance motor yang sudah kita sediakan. Prioritas untuk kelompok menengah bawah, untuk kelompok menengah atas sebenarnya memungkinkan juga untuk menerima fasilitas ini tapi dengan bayaran. Kalau menengah bawah itu gratis ya baik perawatannya maupun obat yang mungkin disesuaikan dengan penyakitnya," ungkapnya.
Emil mengungkapkan, saat ini ada 11 unit ambulance motor yang disiapkan. Selain itu juga disiapkan ambulan mobil untuk tindakan emergency pasien yang dilengkapi dengan peralatan canggih.
"Sudah ada 11 ambulance motor dan ambulance mobil yang dilengkapi dengan peralatan canggih ada EKG, USG dan lain lain. Sehingga di tempat tempat tertentu si mobilnya memadai untuk merawat dan mengetes situasi situasi kesehatan yang tidak perlu jauh jauh dari rumah sakit," katanya.
Emil pun mengakui jika jumlah armada yang disiapkan masih kurang untuk menjangkau 30 kecamatan di Kota Bandung. Namun ke depan pihaknya akan menambah jumlah armada secara bertahap dengan kerja sama bersama pihak swasta.
"Mudah-mudahan dengan konsep negara mendatangi warga, bukan warga mendatangi negara sebagai konsep pelayanan publik baru ini akan kami hadirkan terus, tidak hanya dipelayanan kesehatan tapi di seluruh layanan yang kira-kira ada interaksinya dengan warga kota bandung. Inilah komitmen kita melindungi warga yang tidak mampu dengan melakukan jemput bola di bidang kesehatan," katanya.