Angka penyakit tak menular di Jabar tinggi, yuk hidup sehat


Bandung.merdeka.com - Dinas Kesehatan Kota Bandung bekerja sama dengan Bloomberg Initiative memaparkan kajian tahun 2016 yang menunjukkan bahwa jumlah kematian maupun penyakit terbanyak di Kota Bandung disebabkan oleh penyakit tidak menular. Di Kota Bandung, angka penyakit stroke mencapai 8,24 persen, penyakit kardiovaskular 13,73 persen, dan komplikasi diabetes mellitus mencapai 3,15 persen.
Dalam rilis yang diterima Merdeka Bandung, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Rita Verita mengatakan, hal tersebut disebabkan oleh pola hidup warga yang dinilai kurang sehat. Warga banyak memilih makanan cepat saji yang lebih praktis ketimbang mengonsumsi buah dan sayuran. Selain itu, warga yang tinggal di kota cenderung kurang melakukan aktivitas fisik.
“Faktor-faktor tersebut dapat memicu penyakit-penyakit tidak menular, seperti stroke, jantung, dan diabetes,” ujar Rita pada acara sosialisasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) di Gedung Serba Guna Biofarma, Jalan Pasteur, Jumat (21/7).
Rita menyampaikan tiga kampanye yang akan dilakukan ke masyarakat melalui kader-kader di 30 UPT Puskesmas se-Kota Bandung. Dinas Kesehatan akan mendorong warga Kota Bandung untuk melakukan aktivitas fisik, mengonsumsi sayur dan buah, serta memeriksakan kesehatan secara rutin.
Rita sendiri telah membentuk tim yang akan secara berkala mendatangi rumah warga, khususnya warga miskin, guna melakukan pendataan kesehatan. Selama masa pendataan, warga yang diindikasikan memiliki gangguan kesehatan akan mendapatkan perawatan khusus oleh tim kesehatan melalui program Layad Rawat.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Bandung Oded M. Danial yang turut hadir pada sosialisasi Germas mendorong agar tim melakukan pendataan dan menindaklanjuti hasilnya dengan sangat cermat. Ia ingin agar warga yang sakit bisa segera ditolong.
Oded meminta agar aparatur kewilayahan, seperti lurah dan camat, agar turut membantu program tersebut. Jika ada warga miskin yang sakit dan perlu penanganan segera, para lurah dan camat bisa segera melapor ke instansi kesehatan terdekat.
“Para petugas ini akan datang ke rumah-rumah, merawat yang sakit, sehingga warga tidak perlu datang ke rumah sakit. Kita yang mendatangi untuk merawat. Kepada lurah dan camat, tolong program ini dibantu di wilayah masing-masing,” ucap Oded.
Ia juga mengimbau warga agar senantiasa menjaga pola perilaku agar tetap sehat. Menjaga pola makan adalah hal utama yang disarankan Oded. “Makanlah makanan yang sehat dan bergizi, halalan toyyiban,” ujarnya.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak