Pemkot Bandung kirimkan 300 orang magang ke Jepang

user
Mohammad Taufik 21 Juli 2017, 13:33 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Pemerintah Kota Bandung mengirimkan 300 orang untuk magang di perusahaan Jepang. Program pemagangan ini merupakan hasil diplomasi Pemerintah Kota Bandung dengan Kadin Kota Bandung pada bulan Mei lalu.

Wali Kota bandung Ridwan Kamil mengatakan, 300 orang yang dilepas untuk magang ke Jepang merupakan anak-anak muda yang telah melewati serangkaian seleksi. Mereka akan ditempatkan di berbagai sektor industri di Jepang, mulai dari otomotif, konstruksi, kuliner, hingga keperawatan. Penempatan itu disesuaikan dengan hasil wawancara kemampuan hard skill dan kemampuan Bahasa.

"Mengurangi pengangguran itu dengan dua cara, menjadikan mereka berjiwa wirausaha dan meningkatkan skill," ujar pria yang akrab disapa Emil ini di Pendopo Kota Bandung, Jalan Dalem Kaum, Kamis (20/7).

Menurut dia, pemagangan ini adalah upaya meningkatkan kemampuan sumber daya manusia Bandung agar menjadi tenaga terlatih. Diharapkan, setelah pemagangan ini selesai, peserta bisa pulang ke tanah air dengan membawa pengetahuan dan keahlian.

Pemberangkatan pertama ini, kata Emil, adalah pilot project program ini. Selanjutnya, akan dikirimkan lebih banyak peserta magang untuk dikirim ke Jepang dan negara-negara lain yang bekerja sama dengan Kementerian Ketenagakerjaan RI, seperti Belanda, Kanada, dan Selandia Baru.

Sementara itu, Direktur Bina Pemagangan Kementerian Ketenagakerjaan RI Asep Gunawan, mengatakan dirinya mengapresiasi Kota Bandung yang dengan sangat aktif telah mendorong percepatan penyerapan tenaga kerja dengan skema magang. Dengan begitu, kapasitas sumberdaya manusia bisa ditingkatkan. "Magang ini skema pelatihan yang sangat efektif dan efisien," tutur Asep.

Dijelaskannya, saat ini pemerintah pusat telah mengirimkan 60.000 tenaga magang ke luar negeri. Sepulangnya dari program magang, 90 persen alumninya menjadi entrepreneur, sementara 10 persen menjadi manajer di perusahaan-perusahaan.

Hal sama diharapkan terjadi pada peserta yang akan berangkat ke Jepang tahun ini. Di sana, selain mendapatkan keahlian dan ilmu, juga peserta didorong untuk bisa mengumpulkan bekal agar bisa membuka lapangan kerja di tanah air.

Sebab setiap peserta akan magang di perusahaan-perusahaan Jepang selama tiga tahun itu, akan diupah dengan standar daerah di mana mereka ditempatkan. Sehingga besar kemungkinan mereka akan bisa membawa pulang modal untuk membuka usaha.

"Di sana mereka tidak upah murah, mereka di sana disesuaikan dengan upah minimumnya di daerah mana mereka ditempatkan. Tertinggi di Tokyo," ujarnya.

Kredit

Bagikan