Disebut salah satu dinas berkinerja rendah, ini kata Disdik Kota Baung
Bandung.merdeka.com - Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung disebut menjadi salah satu dari tiga dinas di lingkungan Pemkot Bandung yang memiliki kinerja rendah. Hal itu diketahui dari hasil evaluasi sistem aplikasi smart city terhadap kinerja seluruh PNS yang berada di masing-masing SKPD.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Dinas Pendidikan Mia Rumiasari mengakui hal tersebut. Namun hal ini tidak terlepas dari sejumlah kendala yang dihadapi Disdik. Mia menyebut, secara karakteristik, Disdik sendiri berbeda dengan dinas-dinas lain.
Menurut dia, di internal saja, Disdik harus mengelola sedikitnya 1.355 personel yang tersebar di berbagai satuan pendidikan. Seperti jumlah SD di Kota Bandung tercatat ada 274 sekolah, SMP 57 sekolah serta UPT yang tersebar di wilayah Kota Bandung
"Itu kan perhitungan berdasarkan sistem ERK (Elektronik Remunerasi Kinerja) ya. Jadi kendalanya disdik mengelola kurang lebih 1355 personel yang harus input aktivitas melalui ERK. Jadi tidak mudah mengelola banyak personel dibandingkan SKPD yang lain. Contohnya, Dinsos itu kan di bawah 100, tentunya mengelolanya lebih mudah dibanding kami yang ribuan," ujar Mia kepada wartawan saat acara Bandung Menjawab di Taman Sejarah, Rabu (31/5).
Mia mengatakan, salah satu kendala yang mungkin terjadi yakni terkait pengisian aktivitas melalui ERK. Karena terbatasnya informasi, konten yang dituliskan tidak sesuai dengan dibaca dalam sistem.
"Ketika kita bicara bahwa ERK ini tidak hanya bicara asal kinerja yang dilakukan, tetapi lebih kepada konten. Jadi penilaian kemarin lebih kepada sistem, sedangkan untuk kendalanya karena memang masih ada beberapa yang belum melakukan input kinerja. Kemudian juga ada masih dianggap belum melakukan log in. Ketika diakumulasi di BKPP (Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan) sistem membacanya berbeda," katanya.
Selain itu, lanjut Mia, ada sejumlah kasus dimana apa yang dituliskan dalam ERK berbeda dengan apa yang dibaca dalam sistem. Dia mencontohkan seperti kinerja penilik oleh sistem pada bulan April lalu yang dianggap tidak melakukan input kinerja. Padahal yang melakukan validasi terhadap para penilik adalah Kadisdik Kota Bandung.
"Kita punya arsipnya ada, tapi oleh sistem seolah olah pemilik terbaca penilik itu seolah-olah tidak melakukan input dan Pa Kadis tidak melakukan validasi. Nah ini yang perlu diluruskan. Di sini sistem membacanya berbeda di kami sudah melakukan," ucapnya.
Namun demikian, Mia mengaku tidak tidak ingin menyalahkan sistem. Pihaknya akan melakukan evaluasi kepada personel di lingkungan Disdik untuk melakukan perbaikan-perbaikan ke depan.
"Karena itu arahan pimpinan bahwa kepada para personel yang melakukan input ERK itu harus cerdas lebih kepada konten kinerja dibanding asal input. Kalau kata pimpinan kita boleh pintar tapi harus lebih cerdas dalam artian jangan hanya tugas. Misalnya menandatangani itu kan input kerja yang staf tapi uraikan penandatanganan apa misalnya. Supaya kontennya lebih jelas," ujarnya.