Mensos Khofifah sebut pesantren harus jadi penjaga keutuhan NKRI
Bandung.merdeka.com - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawangsa mengatakan keberadaan pondok pesantren (ponpes) harus menjadi perekat keutuhan bangsa dan penjaga Negara Kesantuan Republik Indonesia (NKRI). Dia mengingatkan peran pesantren saat zaman penjajahan yang ikut berjuang untuk melahirkan Indonesia.
Hal itu diungkapkan Khofifah saat menghadiri imtihan ke 100 tahun dan reuni akbar di Pondok Pesantren Sukamiskin Bandung, Minggu (21/5).
"Kalau pesantren ini imtihannya saja sudah ke 100 maka usianya minimal di 108 tahun. Pesantren ini menjadi bagian yang ikut berjuang lahirnya negeri ini. Tentunya pesantren yang menjadi bagian berapa pengorbanan, perjuangan untuk bisa memerdekakan negeri ini. Mereka sayang negeri ini, mereka cinta negeri ini," ujarnya.
Khofifah mengungkapkan, dari kehadirannya ke sejumlah pesantren di tanah air, dalam setiap acara majelis selalu menyertakan munajat untuk keutuhan bangsa dan negara. Hal ini menjadi bukti bahwa pesantren menjadi pelopor untuk menjaga keutuhan NKRI.
"Tema yang diambil dalam imtihan di berbagai pesantren nuansanya ada keserupaan bagaimana mereka mengingatkan kembali menjaga NKRI. Hari kamis malam lalu ada pesantren yang jamaahnya mungkin 100-an ribu di Jember. Saya juga hadir temanya mengajak munajat untuk keutuhan bangsa dan menjaga NKRI. Tema-tema ini sepertinya ada satu nuansa yang sama meskipun mereka tidak saling terkoordinasikan karena memang apa beda daerah dan sebagainya," katanya.
Khofifah menyebut ada empat hal yang menjadi dasar untuk membangun kehidupan berbangsa dan bernegara, khususnya bagi warga NU. Empat hal tersebut adalah at-tawassuth (berperilaku moderat), tasamuh (toleran), at- tawazun (bertindak seimbang) dan al-I’tidal (berpihak pada kebenaran dan keadilan).
"Basis pemahaman yang menjadi doktrin NU selama ini ya empat itu. Upaya membangun kehidupan masyarakat yang mabadi khaira ummah (prinsip-prinsip dasar pembentukan umat terbaik). Bangunan masyarakat yang baik itu antara lain ada empat pilar itu. Itu yang harus terus diingatkan kembali sesungguhnya tidak hanya untuk warga NU tapi juga warga yang lain," ujarnya.