Ada bekas sayatan di tangan, dosen ITB yang tewas diduga bunuh diri
Bandung.merdeka.com - Kepolisian menduga Suryo Utomo (30) yang ditemukan tewas mengambang di Waduk Cirata, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, dikarenakan bunuh diri. Indikasi itu bisa dilihat dari upaya korban menyayat tangannya sendiri sebelum ditemukan tewas.
"Untuk dosen ITB itu, sebenarnya kita masih menunggu empat sampai lima hari hasil otopsinya itu dari dokter. Enggak bisa langsung kan. Tapi indikasi awal itu ada dugaan bunuh diri," kata Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Yusri Yunus saat dikonfirmasi wartawan, Senin (15/5).
Dia mengatakan, berdasarkan keterangan saksi dan penyelidikan awal dari kepolisian, bahwa tangan korban itu ditemukan sayatan akibat benda tajam. Bukti sayatan itu diperkuat dengan keterangan saksi yang merupakan saudaranya yang menyebut bahwa korban kedapatan membeli kater di Bandung.
"Keterangan saksi-saksi itu memang saudaranya melihat korban membeli kater. Katernya itu dibeli di Bandung," ujarnya.
Untuk diketahui Suryo diketahui keberadaannya terakhir usai mengantar ibunya, Ika Arini Astuti di Terminal Leuwi Panjang Bandung, Rabu (11/5). Suryo dilaporkan hilang dan ditemukan tiga hari kemudian di Waduk Cirata.
Meski demikian Yusri menegaskan, hasil penyelidikan pastinya baru bisa diketahui usai otopsi tim dokter keluar pada lima hari ke depan. "Indikasi awal memang bunuh diri. Tapi kita tunggu hasil dari dokter yang melakukan otopsi," ujarnya.
Jenazah Suryo Utomo disalatkan di Masjid Salman, Jalan Ganeca, Kota Bandung, Minggu (14/5) malam. Jenazah yang dimasukkan dalam peti kayu langsung disalatkan oleh keluarga dan kerabat. Salat jenazah dipimpin langsung oleh Rektor ITB Prof Kadarsah Suryadi.
Usai salat jenazah, Kadarsah menyampaikan ucapan bela sungkawa atas berpulangnya almarhum. Rektor pun meminta agar keluarga yang ditinggalkan tetap tegar dan tabah melepas kepergian almarhum.
"Allah sangat mencintainya sehingga mendahului kita. Kita doakan almarhum khusnul khotimah," ujar Rektor.
Kadarsah menyebut, bahwa almarhum merupakan salah satu putra terbaik yang dimiliki ITB. Almarhum merupakan sosok dosen yang baik dan sangat dicintai oleh mahasiswanya.
"Dosen yang baik, rajin, amal baiknya sangat baik, sangat dicintai mahasiswanya, dan menjalankan tugas dengan disiplin. Saya atas nama pribadi dan keluarga besar ITB mengucapkan turut berduka cita atas berpulangnya salah satu putra terbaik ITB," ujarnya.
Setelah disalatkan, Jenazah Suryo selanjutnya langsung dibawa ke TPU Cikutra untuk dimakamkan.