Ini penjelasan PT DI soal kabar telah dijual ke China
Bandung.merdeka.com - Beredar kabar salah satu BUMN unggulan di Indonesia, PT Dirgantara Indonesia (PTDI‎) dijual ke pihak asing, China. Kabar itu menyebar di media sosial Twitter dan WhatsApp. PT DI langsung menepis informasi yang tidak jelas sumbernya itu.
"‎Kabar yang beredar melalui WhatsApp maupun media sosial adalah kabar bohong dan HOAX," tegas Manager Hukum dan Humas PTDI, Irlan Budiman ‎dalam rilis yang diterima merdeka.com, Sabtu (29/4).
Dari informasi yang menyebar itu tertulis begini :
Berita Terlambat dari Bandung
Inalilahi Wa Ina Illaihi Roji’un
Telah berpindah tangan, satu lagi BUMN Strategis yang dibangun alm, HM. Soeharto dan Prof. DR. ing BJ Habibie kpd Asing...
Dengan ditanda tangani nya pelunasan pembayaran dari pemerintah Cina kpd pemerintah Indonesia pada awal April 2017 oleh Presiden Joko Widodo (disetujui dan ditanda tangani oleh Ketua KPK, Ketua DPR RI dan Ketua Dewan Pertimbangan Presiden) maka secara resmi Kepemilikan PT. Dirgantara Indonesia/PTDI dh. IPTN NURTANIO, berpindah tangan menjadi milik pemerintah Republik Rakyat Tjina.
Dengan demikian, untuk selanjutnya, seluruh pesawat dan komponen hasil produksi, akan berlabel Made in Cina.
Irlan mengatakan, PTDI ‎merupakan salah satu industri strategis yang diatur Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Industri Pertahanan. Dalam UU No. 16 Tahun 2012 Pasal 52 ayat 1 dijelaskan bahwa Kepemilikan modal atas industri alat utama seluruhnya dimiliki oleh negara.
"Dalam penjelasan itu, bahwa kepemilikannya sepenuhnya dikuasi oleh negara dan dilarang dijual kepada pihak asing manapun," imbuhnya.
Sebab industri pertahanan dalam Undang-Undang tersebut terjamin oleh negara eksistensinya. Dengan demikian dia menyatakan, tidak boleh sebagian atau seluruh sahamnya dijual kepada pihak manapun dan 100 persen milik Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Irlan mengimbau pada semua pihak untuk bijak menerima informasi yang tidak jelas sumber dan kebenarannya. "Kami minta dukungan dari semua pihak karena ini untuk mendukung kemandirian Industri Dirgantara Indonesia demi kemajuan bangsa Indonesia," tandasnya.
PTDI (persero) merupakan BUMN strategis yang didirikan pada 1976 silam. Bermarkas di Kota Bandung PTDI dewasa ini banyak menghasilkan pesawat terbang, komponen struktur pesawat terbang, jasa perawatan pesawat terbang dan jasa rekayasa.
PTDI telah menyerahkan lebih dari 400 pesawat terbang kepada 49 operator sipil dan militer, di dalam dan luar negeri. PTDI memproduksi berbagai jenis pesawat terbang CN235 dengan type certificate untuk penumpang sipil, kargo, pembuat hujan, transportasi militer, patroli maritim, survei dan pengawas pantai.
Selain itu, PTDI juga menghasilkan berbagai pesawat terbang dengan skema kerjasama produksi dengan para mitra kerja strategis internasional lainnya. Sebut saja NC212 dan C295; dengan Airbus Helicopters untuk berbagai varian helicopter AS332, H225/H225M, AS550/555/565 dan AS350/365; serta dengan Bell Helicopter Textron untuk berbagai varian Bell 412.