Emil target 2018 LRT Metro Kapsul operasi, harga tiket dekati angkot
Bandung.merdeka.com - Pemerintah pusat segera menghadirkan moda transportasi massal LRT (Light Rail Transit) Metro Kapsul di Kota Bandung. Dua bulan lagi groundbreaking pembangunan kontruksi jalur LRT segera dimulai. Prototype LRT Metro Kapsul ini pun sudah mulai dipajang di Alun-alun Bandung.
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, mengatakan saat ini masih menunggu terbitnya Perpres yang telah ditandatangani oleh Presiden Jokowi. Dalam Perpres itu disebutkan pelaksana pembangunan proyek LRT Metro Kapsul di Bandung.
"Perpresnya kalau dari Kementerian Perhubungan sudah beres drafnya, tinggal ditandatangani oleh Pak Presiden," kata wali kota yang akrab disapa Emil itu, Senin (10/04).
"Feeling Saya harusnya sudah ditandatangani tinggal diterbitkan secara resmi. Perpres itu untuk menunjuk PT PP sebagai pelaksana. Sambil perpres itu berproses di bawah perizinan kita bereskan," ujarnya melanjutkan.
Dengan demikian, kata dia, ketika groundbreaking dilakukan semua dokumen-dokumen perizinan dan lain-lain sudah selesai. Bahkan Emil mengatakan peletakan batu pertama pembangunan proyek (groundbreaking) akan dilakukan dua bulan lagi.
Adapun target pembangunan proyek ini selesai akhir tahun. "Paling lambat Januari 2018 udah bisa duduk," katanya.
Lebih lanjut Emil mengatakan, proyek LRT Metro Kapsul di Bandung ini diklaim berbiaya lebih murah bila dibandingkan LRT pada umumnya. Sebab sebagian besar komponennya menggunakan konten lokal. Selain itu SDM-nya pun merupakan insinyur-insinyur dari tanah air yang memiliki kemampuan mumpuni.
"Karena dia konten impornya sedikit, di mana-mana muatan lokal lebih murah. Nah akumulasi muatan lokal, insinyur-insinyurnya dan lain sebagainya orang Bandung semua, maka costnya bisa sepertiga sampai setengah lebih murah," ujarnya.
Seperti diberitakan, rencana pembangunannya LRT Metro Kapsul ini akan dibagi dua tahap. Tahap pertama akan dibangun jalur dari Stasiun Bandung hingga Dalem Kaum (Alun-Alun Bandung) sepanjang 3 kilometer. Sementara untuk pembangunan tahap kedua, diteruskan hingga ke Tegalega dan kembali ke Stasiun Bandung sepanjang 3 kilometer.
Untuk proyek pembangunan tahap pertama menelan dana Rp 500 miliar. Adapun jika dilanjutkan ke pembangunan tahap kedua yakni 6 kilometer akan menelan dana Rp 1 Triliun. Untuk sumber pembiayaannya sendiri akan didanai oleh PT PP (Pembangunan Perumahan) Persero yang merupakan perusahaan milik negara (BUMN) yang bergerak di bidang Konstruksi dan Investasi.
Harga tiket LRT mendekati ongkos angkot
Proyek LRT belum dikerjakan tapi Emil sudah bicara harga tiket yang katanya mendekati harga ongkos naik angkot sehingga terjangkau oleh masyarakat. Alasannya biaya proyek LRT lebih murah karena komponen dan SDM-nya kebanyakan lokal.
"Karena dia lebih murah maka ticketing charge kepada warganya bisa mendekati harga angkotlah kira-kira begitu. Harga tiketnya antara Rp 7 ribu sampai Rp 12 ribu," ujar Emil kepada wartawan di Balai Kota Bandung, Senin (10/4).
Emil mengungkapkan, harga tiket tersebut jauh lebih murah. Sebagai perbandingan jika menggunakan LRT biasa (bukan LRT Metro Kapsul), dari hasil perhitungan harga tiket untuk satu orang penumpang sekali jalan sebesar Rp 28 ribu.
"Kalau pakai LRT biasa itu sudah dihitung tiket bisa sampai Rp 28 ribu, kan enggak mungkin. Maka solusinya dengan yang biasa kita kan harus mensubsidi si tiket kalikan setahun puluh ratus miliar, itu yang memberatkan. Tapi kan dia udah kita arahkan pake (LRT) Metro Kapsul," ujarnya.
Menurut Emil, untuk tahap awal pembangunan akan dilakukan sepanjang 3 kilometer dari Stasiun Bandung hingga Alun-Alun Bandung. Hal ini juga sekaligus untuk mengevaluasi terkait respon dari masyarakat serta dampak pembangunan moda transportasi massal baru ini terhadap kemacetan dan lain lain.
"Orang mau ngetes pasar, respon dulu (dari masyarakat). Karena ini kayak pesawat CN235. Kenapa engga langsung bikin 20? 'nya hiji heula we dites ngapung teu' (satu satu dulu dites terbang engga)," ujarnya.
"Nah ini juga sama, kita cek dulu di rute yang paling pendek gimana evaluasinya. Apakah sering macet, sering mogok, kita kan enggak tahu, karena ini teknologi baru. Kita test di rute paling mudah dan murah yaitu 3 kilometer dari Stasiun ke Alun-Alun," ujarnya.