Menko Luhut : Teroris yang bom di Bandung kemarin, itu orang miskin

user
Mohammad Taufik 01 Maret 2017, 14:38 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menyebut, masalah radikalisme terjadi karena adanya kemiskinan. Pelaku teror, apalagi yang disiapkan sebagai calon pengantin kebanyakan orang berlatar belakang miskin.

Menko Luhut menyampaikannya di hadapan ratusan mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam kuliah umum yang digelar di Aula Barat Kampus ITB, Jalan Ganeca Bandung, Rabu (1/3). Dalam kuliah umum, mantan Menkopolhukam itu juga menyinggung masalah radikalisme.

"Masalah radikalisme itu karena kemiskinan. Itu, teroris yang bom di Bandung kemarin, itu orang miskin," kata Luhut.

Permasalahan mendasar itulah yang kemudian menjadi perhatian pemerintah saat ini. Tak tanggung-tanggung, menurutnya duit Rp 500 triliun dialokasikan untuk permasalahan tersebut. Uang tersebut menyasar banyak sektor dimana mutu pendidikan ditingkatkan, fasilitas kesehatan dan pemerataan pembangunan.

"Hasilnya sekarang ada peningkatan akses pendidikan dan kesehatan. Kami juga tidak ingin ada anak yang tak sekolah," ujarnya.

Dia melanjutkan, di pendidikan ini banyak alokasi anggaran yang tersedot ke sini. "Kami siapkan beasiswa dan pendidikan. Generasi kami yang menyiapkan untuk generasi kalian (mahasiswa) ini harus detail. Kalau enggak, di bawahnya akan banyak masalah yang kecil-kecil itu," katanya.
‎‎
Dia mengatakan, diera pemerintahan Presiden Jokowi konsen pembangunan infrastruktur karena memang itu dilakukan untuk adanya pemerataan. Bukan cuma dipusatkan di Jawa saja tapi dipulau yang sebelumnya minim perhatian. "Salah satu pergerakan ekonomi akibat pembangunan infrastruktur bisa dilihat di NTT," terangnya.

Kembali ke masalah terorisme, Luhut juga mengaku, serangan terorisme bisa menyasar siapa dan di mana saja. Hal itu berkaca dari kejadian terorisme di Bandung yang meledakkan bom di Lapang Pendawa, Kelurahan Arjuna, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung.

‎"Soal serangan itu kapan dan dimana saja bisa terjadi. Bukan hanya di Indonesia saja kan. Tapi saya kira polisi sudah menangani dengan cepat. Polisi langsung mengidentifikasi dengan cepat. Saya kira enggak ada masalah," ujarnya.

Kredit

Bagikan