Menko Luhut : Teroris yang bom di Bandung kemarin, itu orang miskin


Menko Luhut beri kuliah umum di ITB
Bandung.merdeka.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menyebut, masalah radikalisme terjadi karena adanya kemiskinan. Pelaku teror, apalagi yang disiapkan sebagai calon pengantin kebanyakan orang berlatar belakang miskin.
Menko Luhut menyampaikannya di hadapan ratusan mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam kuliah umum yang digelar di Aula Barat Kampus ITB, Jalan Ganeca Bandung, Rabu (1/3). Dalam kuliah umum, mantan Menkopolhukam itu juga menyinggung masalah radikalisme.
"Masalah radikalisme itu karena kemiskinan. Itu, teroris yang bom di Bandung kemarin, itu orang miskin," kata Luhut.
Permasalahan mendasar itulah yang kemudian menjadi perhatian pemerintah saat ini. Tak tanggung-tanggung, menurutnya duit Rp 500 triliun dialokasikan untuk permasalahan tersebut. Uang tersebut menyasar banyak sektor dimana mutu pendidikan ditingkatkan, fasilitas kesehatan dan pemerataan pembangunan.
"Hasilnya sekarang ada peningkatan akses pendidikan dan kesehatan. Kami juga tidak ingin ada anak yang tak sekolah," ujarnya.
Dia melanjutkan, di pendidikan ini banyak alokasi anggaran yang tersedot ke sini. "Kami siapkan beasiswa dan pendidikan. Generasi kami yang menyiapkan untuk generasi kalian (mahasiswa) ini harus detail. Kalau enggak, di bawahnya akan banyak masalah yang kecil-kecil itu," katanya.
‎‎
Dia mengatakan, diera pemerintahan Presiden Jokowi konsen pembangunan infrastruktur karena memang itu dilakukan untuk adanya pemerataan. Bukan cuma dipusatkan di Jawa saja tapi dipulau yang sebelumnya minim perhatian. "Salah satu pergerakan ekonomi akibat pembangunan infrastruktur bisa dilihat di NTT," terangnya.
Kembali ke masalah terorisme, Luhut juga mengaku, serangan terorisme bisa menyasar siapa dan di mana saja. Hal itu berkaca dari kejadian terorisme di Bandung yang meledakkan bom di Lapang Pendawa, Kelurahan Arjuna, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung.
‎"Soal serangan itu kapan dan dimana saja bisa terjadi. Bukan hanya di Indonesia saja kan. Tapi saya kira polisi sudah menangani dengan cepat. Polisi langsung mengidentifikasi dengan cepat. Saya kira enggak ada masalah," ujarnya.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak