Lawan hoax, masyarakat harus cerdas memilih media

user
Mohammad Taufik 20 Februari 2017, 15:44 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Maraknya berita-berita hoax menjadi keprihatinan semua pihak. Hal ini karena perilaku dari sebagian masyarakat yang dengan mudahnya menyebarkan informasi-informasi di media sosial yang belum teruji kebenarannya.

Parahnya, informasi tersebut didapat dari situs-situs yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kredibilitasnya.

Ketua KPI Yuliandre Darwis mengajak masyarakat untuk cerdas dalam memilih media. Sehingga tidak menjadi bagian dari yang menyebarkan berita-berita hoax.

"Kami berharap semua masyarakat saatnya cerdas dalam penggunaan media, cerdas dalam memilih media. Sehingga apapun jangan sampai belum tahu kejadiannya sudah langsung disebar aja. Validitaskan dulu apakah ini benar atau salah, karena memang ada suatu perilaku ingin eksis ya, tapi dalam situasi ini harus dipahami akan menjadi sesuatu momok yang orang mengira informasi ini benar akan melakukan hal sama. Kita akan ribut satu sama lain," ujar Yuliandre kepada wartawan di sela deklarasi Bandung Hantam Hoax, Senin (20/2).

Dia mengatakan, berdasarkan catatan dari periode Januari hingga November 2016 ada 1.164 pengaduan ke polisi terkait berita hoax. Pengaduan ini terkait pihak yang merasa dirugikan terkait berita bohong yang telah disebarkan melalui media sosial ataupun media arus utama (mainstream).

"Ini artinya secara resmi. Bagaimana yang tidak. Nah ini sudah menjadi konsen khusus dan kami happy sekali ketika presiden mengajak ayo tidak melakukan hoax bersama. Dengan itu semakin memaksimalkan," katanya.

Yuliandre mengatakan, KPI sendiri saat ini sedang merangkul stakeholder penyiaran untuk menjadikan deklarasi Bandung Hantam Hoax ini saluran gerakan positif.

"Saya bilang bahwa literasi yang ada di kita ini bukan hanya kerjaan KPI, tapi bagaimana ayo bareng-bareng. Literasi medsos belum ada, wilayahnya bukan siapa-siapa, wilayahnya pemilik situs. Mudah-mudahan dengan cara ini makin kuat, ini PR besar," katanya.

"Dengan kondisi warga bandung yang lebih melek media baik, pres responsifnya lebih baik, mudah-mudahan ini bisa menjadi duplikasi dan replikasi untuk seluruh kota dan kabupaten di seluruh Indonesia. Itu semangatnya," ujarnya.

Kredit

Bagikan