Keluarga miskin di Bandung akan punya keluarga asuh

user
Farah Fuadona 23 Januari 2017, 13:51 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Masalah kemiskinan merupakan salah satu fokus Pemkot Bandung pada tahun 2017. Untuk mengentaskan kemiskinan, Pemkot Bandung akan melucurkan program 'Family help Family' .

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menjelaskan, dalam program 'Family for Family' ini satu keluarga mapan akan mengasuh satu keluarga yang miskin atau pra sejahtera. Segala kebutuhan keluarga miskin nantinya akan dibantu oleh keluarga yang telah mapan.

"Kan 2017 ini salah satu fokus Pemkot adalah mengentaskan kemiskinan dengan jalur cepat. Salah satunya yang sudah kita siapkan selain anggaran dari pemerintah adalah mengajak masyarakat untuk berpartisipasi. Caranya itu adalah mencari keluarga asuh. Keunggulannya dua, keluarga ini bisa bersaudara, berarti bagus sesuai nilai Pancasila dan sosiologis, bisa memonitor anaknya sekolahnya gimana, ibunya ikut modalin buat usaha, bapaknya bisa dicarikan pekerjaan," ujar Ridwan kepada wartawan di Pendopo Kota Bandung, Senin (23/1).

Pria yang akrab disapa Emil ini menyebut, pihaknya telah membuat sistem berbasis web dan aplikasi yang berisi database warga miskin di Bandung. Nantinya keluarga mapan dapat memilih keluarga pra sejahtera yang akan dibantu.

"Buka nanti si web-nya nanti ada ribuan data (keluarga tidak mampu) nanti milih. Misalkan di Bojongloa Kaler keluarga si anu, pas di klik keluar profilnya oh si bapaknya jago di perkayuan, ibunya jago menjahit, terus kebutuhannya apa. Diawasi oleh si relawan yang masuk dalam sistem," katanya.

Emil mengungkapkan, kecanggihan sistem ini ada pada data base-nya. Pengumpulan data base dilakukan oleh tim relawan khusus program family for family.

"Jadi ada fotonya, jelas problemnya dan tiap keluarga beda-beda. Kita tidak hanya ngasih uang terus suruh belanja yang kadang-kadang tidak jelas, tidak bisa ditanggung jawabkan. Tapi ini relawan yang memastikan, ini butuh mesin jahit, relawannya yang akan membelikan, jadi tidak ada pembagian uang begitu saja," katanya.

Emil menyebutkan progres program tersebut saat ini masih dalam tahap pematangan. Rencananya program tersebut akan diluncurkan Februari mendatang

"Alhamdulillah sudah berproses, bahkan ada satu konglomerat di Jakarta belum saya sebutkan namanya, terharu dengan programnya, dia mau menjadi keluarga asuh untuk 1000 keluarga miskin di Bandung," ujar dia.

Melalui program ini, menjadi salah satu bukti bahwa untuk menanggulangi masalah sosial tidak selalu mengandalkan bantuan dari pemerintah. Menurut dia, untuk mengentaskan masalah kemiskinan dapat dilakukan melalui partisipasi warga. Apalagi di Bandung masih ada sekitar 60 ribu warga miskin.

"Kemudian kenapa namanya pakai bahasa Inggris karena ini akan saya bawa sebagai gerakan dunia internasional. Sehingga suatu hari kemiskinan di dunia ini diselesaikan oleh masyarakat sendiri. Masalahnya begini, ada orang mapan ingin bantu kadang kan bingung mau ke mana, ada orang miskin bingung minta bantuan ke mana. Nah si platform family for family ini memberikan data base," kata Emil.

"Inilah kecanggihan dunia digital digabungkan dengan masalah sosial dipakai untuk mengentaskan kemiskinan, mendukung kolaborasi yang sudah dilakukan oleh pemerintah," ujarnya.

Kredit

Bagikan