Emil usul Syahrini diajak kampanye melawan berita hoax lewat medsos

user
Mohammad Taufik 04 Januari 2017, 16:58 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Upaya untuk melawan penyebaran berita berita bohong (hoax) terus dilakukan. Berbagai kampanye dilakukan untuk mengedukasi masyarakat agar bijak memilah informasi.

Hal senada disampaikan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. Pria yang akrab disapa Emil ini mengakui bahwa penyebaran berita hoax sudah sangat masif di dunia maya. Konten informasi yang disampaikan sangat merugikan masyarakat.

Emil mengaku dirinya pernah menjadi korban penyebaran berita hoax. Menurut dia pernah ada yang menyebarkan foto dirinya dengan kutipan yang tidak pernah dikatakan olehnya.

"Ada yang menggunakan foto saya, bikin kutipan yang tidak pernah saya katakan. Ini konsumsi politik, sampai ibu saya nanya," katanya.

Sebagai kepala daerah yang aktif di media sosial, Emil mengaku memiliki cara ampuh untuk menangkal berita-berita hoax yang tersebar. Sebab dirinya dapat langsung memberikan klarifikasi atas berita hoax yang telah tersebar kepada para pengikutnya yang berjumlah 9 juta di media sosial.

"Jadi saya agak mudah untuk meng-counter. Beruntung saya punya instrumen (media sosial) dengan jumlah follower yang banyak," katanya.

Selain itu, lanjut Emil, upaya lain yang perlu dilakukan untuk menangkal berita hoax yakni dengan langkah edukasi kepada masyarakat. Masyarakat harus bijak memilih informasi sebelum dibagikan di media sosial.

"Hari ini, masalahnya bukan mencari informasi, tapi memilah informasi. Ini harus jadi budaya, jangan mengonsumsi yang semua kita dengar," ucapnya.

Emil juga berharap adanya keterlibatan dari para tokoh terkenal untuk ikut mengampanyekan gerakan melawan hoax. Dia mencontohkan seperti artis yang memiliki jutaan followers untuk ikut mengampanyekan gerakan melawan hoax.

"Yang harus diajak itu Syahrini. Follower-nya 20 juta. Itu penting kita ajak edukasi. Bisa enggak satu dalam sepekan postingan-nya mengingatkan hoax," ujarnya.

Ulama juga harus dilibatkan

Selain itu, Ridwan Kamil juga menilai hoax tak hanya merugikan perorangan tapi juga mengancam perpecahan bangsa semakin tidak terkendali. Karenanya butuh antisipasi yang efektif untuk menangkalnya. Salah satunya, Emil melanjutkan, yakni peran ulama untuk mengkampanyekan anti-hoax lewat ceramah-ceramah yang disampaikan ke masyarakat.

"Insya Allah, kalau melibatkan MUI akan efektif. Kami pun sedang menyiapkan dakwah digital karena lebih banyak konten negatif sementara yang positif kurang jadi saya minta konten positif ke MUI," ujar pria yang akrab disapa Emil kepada wartawan, di Pendopo Kota Bandung, Selasa (4/1/2017).

Emil menyebutkan para ulama yang ada di Kota Bandung dapat mengangkat tema ceramah berkaitan menghindari fitnah dan introspeksi. Sehingga jika ada kabar negatif tidak mudah terpancing tapi lebih dahulu memastikan kebenarannya.

Ia meyakini upaya ini akan menjadi cara positif mengantisipasi peredaran berita hoax. Ia mencontohkan sebelumnya Pemkot Bandung pun pernah merangkul ulama untuk berdakwah mengenai kebersihan dan menjaga lingkungan. "Hasilnya, Pemkot Bandung mendapat Penghargaan Adipura," ucapnya.

Menurut Emil, ini juga menjadi salah satu bukti perhatian Kota Bandung untuk ikut menangkal kabar hoax yang berpotensi memecah belah bangsa. Ia pun mengimbau masyarakat lebih cerdas memilah kabar yang beredar di dunia maya.

"Untuk memastikan masyarakat kita menjadi masyarakat cerdas tidak main percaya baik media maupun masyarakat harus melakukan sebuah upaya cek dan ricek dan menghindari berita-berita atau gambar hoax," katanya.

Kota Bandung pun dipilih menjadi salah satu kota untuk mendeklarasikan kampanye anti-hoax. Secara serempak, pada Minggu (8/1) Masyarakat Anti Hoax akan mendeklarasikan anti hoax di 9 kota.

Kredit

Bagikan