Ridwan Kamil: Budaya tak sebatas ekspresi, tetapi cara pandang manusia

user
Mohammad Taufik 30 Desember 2016, 13:14 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menekankan bahwa masa depan budaya Kota Bandung tidak lagi fokus pada ranah ekspresi budaya saja. Lebih dari itu, Ridwan menerjemahkan budaya sebagai cara pandang manusia.

Hal itu dia ungkapkan saat menyampaikan orasi budaya pada acara Anugerah Budaya Kota Bandung 2016 di Hotel Grand Royal Panghegar, Jalan Merdeka, Kamis (29/12) malam.

Pria yang akrab disapa Emil ini menyebut, budaya semestinya tidak didangkalkan dengan diterjemahkan sebatas ekspresi yang dipertontonkan saja. Ia berharap, para pemikir budaya di Bandung juga harus mempertanyakan ke mana arah perkembangan budaya kota ini di masa mendatang.

"Budaya itu adalah cara pandang, way of life. Jadi kalau toiletnya jorok di terminal itulah way of life atau budaya kita. Kalau kita toleran atau tidak toleran itulah way of life kita. Apakah kita menghormati sejarah atau tidak, itu akan menjadi ciri way of life kita. Apakah orang Sunda ini punya semangat politik itu juga way of life. Apakah Sunda ini hanya melihat ke belakang mengagung-agungkan masa lalu tapi tidak punya cita-cita ke depan, jangan-jangan itu adalah budaya yang kita miliki saat ini," ujar Emil dalam rilis yang diterima Merdeka Bandung.

Oleh karena itu, ia telah membentuk tim penasihat budaya wali kota yang bertugas untuk memperdalam kajian yang akan mendasari kebijakan-kebijakan yang berpihak pada perkembangan budaya. "Bukan semata-mata hanya di ujungnya, di ekspresinya," katanya.

Berdasarkan sejarahnya, kata Emil, Bandung ini adalah area pertemuan berbagai macam budaya. Sebagai kota baru yang didirikan pada masa kolonial, Bandung tumbuh dari tempat kosong menjadi kota metropolitan, tempat tinggal bagi orang-orang yang datang dari segala penjuru Indonesia.

"Dari dulunya Kota Bandung ini melting pot, persilangan dari berbagai macam budaya. Tidak ada yang asli di Bandung," ucapnya.

Demi mendukung gagasan tersebut, untuk tahun depan Pemerintah Kota Bandung telah menganggarkan dana lebih untuk memperkuat dimensi budaya di kota ini.

"Mulai 2017 kami akan memperkuat dimensi kebudayaan Kota Bandung. Anggaran akan kami perbesar. Kami bikin dua kelompok pekerjaan; (yang) satu namanya pemikiran budaya, di sinilah kami membutuhkan pemikir-pemikir besar tentang bagaimana cara hidup dan cara pandang orang Bandung. Bidang kedua namanya produk budaya," ujarnya.

Selain itu, pemerintah kota juga akan membangun pusat budaya Sunda di wilayah Kecamatan Cibiru. Tahun depan, pembangunan tersebut akan dimulai.

Kredit

Bagikan