Organisasi mahasiswa lintas agama serukan kemajemukan NKRI
Bandung.merdeka.com - Sejumlah organisasi mahasiswa lintas agama yang menamakan dirinya Aliansi Cipayung melakukan aksi unjuk rasa di depan Balai Kota Bandung. Massa dari berbagai organisasi mahasiswa yang terdiri dari Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) ini mengajak measyarakat untuk tetap menjungjung tinggi nilai-nikai Pancasila dan kemajemukan NKRI pasca =insiden penghentian acara Kebaktian Kebangunan Rohani KKR oleh dua ormas di Sabuga.
Koordinator Wilayah III PP GMKI Theo Cosner Tambunan menyayangkan adanya tindakan penghentian acara KKR oleh Ormas di Kota Bandung. Terlebih lagi Kota Bandung dipercayakan sebagai Kota HAM oleh PBB tahun 2014. "Dua tahun lalu Bandung jadi kota HAM yang menjunjung tinggi nilai-nilai HAM. Namun nyatanya masih banyak kejadian yang melanggar HAM. Ini jadi refleksi bagi kita apakah Bandung layak jadi kota HAM," ujar Theo kepada wartawan di sela aksi, Kamis (7/12)..
Theo mengaku mengecam segala bentuk sikap intoleransi yang terjadi di Kota Bandung. Dia meminta kepada masyarakat untuk tidak terprovokasi dengan aksi-aksi intoleransi. "Rawatlah kebhinekaan yang indah ini, rawatlah Pancasila ini. Kita harus menjunjung tinggi, itu sikap kita aliansi Cipayung. Kalau ada gerakan intoleransi kita garda terdepan menolak hal tersebut," katanya.
Theo mengajak masyarakat untuk tetap menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila dalam kemajemukan NKRI. Sebab hal itulah yang membentuk negara Indonesia yang telah ditanamkan oleh para pendiri bangsa.
"Kebhinekaan, Pancasila harus dijunjung tinggi. Persoalan intoleransi sebenarnya harus tuntas, karena Founding Father kita membentuk negara ini sudah tuntas berbicara itu (perbedaan), tidak berbicara lagi membikin perpecahan. Harusnya perbedaan itu jadi persatuan," ujar Theo.
Berdasarkan pantauan, sembari membawa spanduk, massa mahasiswa terus berorasi di depan kantor Wali Kota Bandung. Massa kemudian melanjutkan aksi ke Gedung Sate.