Antisipasi tindakan kriminal, angkot akan dipasangi sistem pengamanan

user
Farah Fuadona 22 November 2016, 15:54 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Peristiwa penodongan di angkot kepada penumpang yang terjadi beberapa waktu lalu, menjadi pelajaran bagi Dishub Kota Bandung. Tak mau lagi kecolongan, Dishub Kota Bandung mulai melakukan langkah antisipasi dengan mulai membuat sistem pengamanan di angkot.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung Didi Ruswandi mengatakan, pasca kasus penodongan yang terjadi di angkot jurusan Dago-Kebon Kalapa yang menimpa lima siswa SMP. Pihaknya langsung mengumpulkan seluruh koperasi angkutan umum di Kota Bandung. Pada pertemuan tersebut pihaknya bersama kepolisian, serta koperasi angkutan umum sepakat membuat sistem pengamanan di angkot.

"Polanya nanti akan ada tanda kalau angkot itu dalam bahaya. Jadi ketika ada tanda itu, berarti mereka dalam bahaya," ujar Didi kepada wartawan di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Selasa (22/11).

Didi menuturkan, pihaknya masih merumuskan terkait tanda bahaya yang akan dipasang di angkot. Rencananya setiap angkot akan dipasangi lampu rotary untuk menandai jika angkot tersebut dalam keadaan bahaya.

"Yang nyalain tanda bahaya nanti sopir, karena dia yang tahu gerak gerik pencopet. Di setiap trayek kan ada pos KPU (pos trayek), jadi ketika lampu menyala lewat pos pengawasan nanti ada petugas," katanya.

Untuk mempersiapkan sistem tersebut, pihak koperasi angkot meminta waktu selama satu bulan. Selama masa transisi, sopir angkut diminta untuk menyalakan lampu besar dan lampu hazard sebagai tanda bahaya.

"Jadi ada transisi dalam satu bulan ini, itu akan menggunakan lampu besar plus hazard. Ketika lampu besar dan hazard menyala itu mereka dalam bahaya," katanya.

Didi berharap rencana ini dapat segera direalisasikan satu bulan ke depan. Pihaknya akan membuat surat edaran kepada koperasi angkutan terkait spesifikasi tanda bahaya yang akan dipasang di angkot.

"Jadi kita akan buat surat edaran jenisnya apa, warnanya apa. Teman-teman saat ini sedang survei, harganya kalau bisa yang tidak terlalu mahal. Anggarannya mereka sendiri (pemilik angkot)," kata Didi.

Kredit

Bagikan