Sumbat aliran sungai DBMP bongkar 13 bangunan di Pagarsih dan Pasteur
Bandung.merdeka.com - Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP) terpaksa melakukan pembongkaran terhadap bangunan-bangunan yang menghalangi aliran air di wilayah Pagarsih dan Pasteur. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi banjir parah kembali terjadi di kedua wilayah tersebut.
Kepala Bidang Perencanaan DBMP Kota Bandung, Lisa Surya Lestari mengatakan DBMP telah melakukan 13 kali pembongkaran, yaitu 9 titik di Babakan Jeruk dan 4 titik di Pagarsih. Di Babakan Jeruk, titik-titik pembongkaran sebagian besar adalah jalan masuk rumah. Sedangkan di Pagarsih sebagian besar adalah jalan masukke gang pemukiman penduduk dan pertokoan.
“Jalan-jalan yang sudah dibongkar itu akan ditinggikan oleh kami agar posisinya tidak seperti sekarang,” ujar Lisa kepada wartawan, Minggu (20/11)
Lisa menuturkan, pada musim hujan kali ini terdapat tiga titik banjir utama yang menjadi perhatian, yaitu di sepanjang Jalan dr. Djundjunan, Jalan Pagarsih, dan wilayah Gedebage. DBMP pun melakukan penanganan berbeda di tiap-tiap titik.
“Untuk mengantisipasi banjir di Jalan dr. Djundjunan, kami akan membongkar jalan rumah, memperlebar saluran drainase di depan Hotel Topas dan memindahkan jalan masuk Hotel Topas ke sebelah barat dari lokasi yang ada,” katanya.
Sementara itu, di Jalan Pagarsih penanganan akan dilakukan dengan pembongkaran di Gang Sereh dan dilanjutkan ke jalan masuk lainnya yang dinilai menghambat aliran air. Sedangkan di Gedebage perlu dilakukan pengerukan sedimen beberapa tempat, diantaranya di Jalan Rumah Sakit di mana terdapat penampungan air di Jalan Soekarno Hatta menuju Perumahan Pinus untuk dipompakan ke Sungai Cinambo Baru.
“Kami juga telah merencanakan penanganan jangka menengah dengan pembuatan danau retensi di 5 titik. Saat ini sedang tahap pengkajian. Kalau tidak ada halangan, tahun 2017 kita akan mulai konstruksi. Sekarang sedang survei lokasi,” ujar Lisa.