Ini skema pengendalian banjir Sungai Citarum hingga 2020
Bandung.merdeka.com - Pengendalian banjir di Bandung tak bisa direncanakan hanya pada jangka pendek saja karena dibutuhkan perencanaan jangka panjang guna mengentaskan banjir yang belakangan justru menjadi masalah krusial dan menjadi sorotan.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum, Yudha Mediawan, mengatakan ada sebuah skema yang dibuat sebagai pengendalian banjir Sungai Citarum. Setidaknya ada delapan upaya bisa dilakukan untuk mengendalikan banjir.
"Ya, ada delapan upaya pengendalian banjir dalam skema yang kami buat dalam rentang waktu dari 2016 hingga 2020," ujar Yudha saat ditemui dalam acara 'Seminar Solusi Penanggulangan Banjir Citarum' di Grand Royal Panghegar Hotel, Selasa (15/11).
Delapan upaya tersebut adalah pembangunan Bendungan Sadawarna, pembangunan Kolam Retensi Cieunteung di Kabupaten Bandung, pembangunan Floodway Cisangkuy di Kabupaten Bandung, dan normalisasi empat anak sungai di Citarum Hulu.
Selanjutnya adalah normalisasi Sungai Cilember dan Sungai Cibereum, perbaikan tebing-tebing sungai di Citarum Hilir, pembuatan Terowongan Nanjung dan OP sungai, bendungan, bendung, pompa banjir.
"Penanganan banjir diperlukan upaya struktural tetap yang dilakukan dengan tidak meninggalkan upaya non struktural yang terintegrasi," ujar Yudha dalam acara yang diselenggarakan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Jabar, Masyarakat Hidrologi Indonesia (MHI), dan BBWS Citarum.
Tak hanya itu, penanganan banjir lainnya juga menyangkut kemauan politik, kepemimpinan yang kuat dan komitmen pimpinan, serta integrasi kegiatan antar pemangku kepentingan dan para pihak di wilayah cekungan Bandung melalui RAM-IP (Rencana Aksi Multipihak-Implementasu Pekerjaan) yang dikoordinir oleh Gubernur.