Orangtua jangan khawatir bila anak disabilitasnya bekerja
Bandung.merdeka.com - Kewajiban pemerintah kota untuk mempekerjakan minimal dua persen kaum disabilitas dan satu persen kaum disabilitas untuk perusahaan swasta nyatanya masih tersendat. Kendala tersebut tak hanya dikarenakan ketidaksiapan pihak perusahaan atau pemerintah kota, melainkan kesiapan para kaum disabilitas itu sendiri.
Ketua Rehabilitasi Bersumber Masyarakat (RBM) Kota Bandung, Atalia Kamil menjelaskan, salah satu faktor masih banyaknya penyandang disabilitas yang belum terjun ke dunia kerja karena ketidaksiapan para orangtua untuk melepaskan anak-anak mereka.
"Orangtua dengan anak penyandang disabilitas sebaiknya tak perlu khawatir melepas anak mereka untuk terjun ke dunia kerja. Percayakan bahwa kaum disabilitas memiliki kemampuan mumpuni," ujar Atalia kepada Merdeka Bandung, Senin (14/11).
Dari data yang dimiliki oleh RBM Kota Bandung, ada sebanyak 8.036 penyandang disabilitas di Kota Bandung. Dari jumlah tersebut hanya sebanyak 400 penyandang disabilitas yang terserap oleh perusahaan swasta ataupun pemerintah kota.
"Sebenarnya banyak sekali faktor kaum difabel masih belum terjun ke dunia kerja, selain karena orangtua, kekhawatiran bullying dari yang lainnya. Untuk itu kami mengajak orangtua untuk membentuk karakter percaya diri pada anak-anak penyandang difabel," jelasnya.
Sementara itu, diselenggarakannya banyak kegiatan untuk kaum difabel oleh berbagai institusi merupakan hal yang memberikan banyak manfaat. Seperti kegiatan yang diselenggarakan oleh Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung.
Kegiatan bertajuk "Hospitality Training for Diffrable People" ini mengajak 20 orang para penyandang difabel di Bandung. Setelah mengikuti pelatihan, para difabel akan langsung diserap oleh perusahaan swasta.
"Kegiatan ini menunjukkan bahwa manusia memiliki kesempatan yang sama. Bandung termasuk kota inklusi untuk itu kami mendorong semua kesempatan yang sama bagi masyarakat Kota Bandung," kata Atalia.