Kota Bandung akan miliki kereta Metro Kapsul

user
Mohammad Taufik 07 November 2016, 14:19 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Pemerintah Kota Bandung bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan akan membangun kereta Metro Kapsul di Kota Bandung. Berbeda dengan proyek LRT Bandung koridor 1, transportasi berbasis rel ini direncanakan akan dimulai pada awal tahun 2017.

"Metro kapsul itu LRT juga, namanya Metro Kapsul. Proyek ini berbeda dengan LRT Koridor satu. Metro kapsul ini akan menjadi percontohan proyek nasional," ujar Wali Kota Bandung Ridwan Kamil kepada wartawan di Balai Kota Bandung, Senin (7/11).

Pria yang akrab disapa Emil ini menuturkan rute Metro Kapsul ini rencananya akan dimulai di Jalan Stasiun Barat menuju Jalan Pasir Kaliki, Jalan Kebon Jati, Jalan Kebon Jati, Jalan Otto Iskandardinata, Jalan Dalem Kaum, Jalan Dewi Sartika, Jalan Kepatihan, dan kembali ke Jalan Otto Iskandardinata menuju ke Stasiun Bandung.

"Jadi nanti akan menghubungkan Stasiun ke Alun-alun atau Stasiun ke Tegalega. Kemudian jalur wisata dan jalur normal juga. Sehingga orang yang di stasiun bisa menggunakan itu untuk ke Pasar Baru, ke ITC, Tegalega," katanya.

Dalam sekali beroperasi, akan ada 4 unit Metro Kapsul yang berjalan beriringan dan dikemudikan secara otomatis. Satu unit metro kapsul akan memiliki kapasitas 40 orang. Pihak PT Teknik Rekayasa Kereta Kapsul (Trekka) selaku produsen juga telah menyiapkan dua unit Metro Kapsul cadangan.

Lebih lanjut Emil mengatakan, Metro Kapsul yang diproduksi di Subang, Jawa Barat ini, akan beroperasi di jalur sepanjang 2.850 meter. Platform Metro Kapsul rencananya akan didirikan di tiga titik, yakni di Terminal Angkot Stasiun Hall, Pasar Baru Trade Center, dan pedestrian di Jalan Dalem Kaum.

"Dananya dari investor yang dihandle pusat. Investasinya sekitar Rp. 500 miliar. Pemkot Bandung mempermudah perizinan saja, lelangnya di pusat. Proyeknya juga lebih dulu (selesai) metro kapsul daripada LRT karena jaraknya pendek," katanya.

Emil berharap rencana ini bisa terealisasi dengan cepat. Ia menginginkan akhir tahun 2017 moda transportasi massal buatan dalam negeri ini sudah bisa beroperasi

Sementara itu Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Prasetyo Boeditjahjono menambahkan, moda transportasi baru ini akan berjalan di atas rel yang melayang (elevated). "Sehingga tidak membutuhkan banyak ruang dan tidak perlu pembebasan lahan," ujar Prasetya seusai menggelar pertemuan dengan Ridwan Kamil beberapa waktu lalu.

Kredit

Bagikan