Cegah banjir tak terulang akan dibangun tol air di Pasteur & Pagarsih
Bandung.merdeka.com - Sejumlah ruas jalan di Kota Bandung direndam banjir parah pada Senin, kemarin. Jalan Pasteur dan Pagarsih menjadi dua lokasi terparah yang terendam air di mana ketinggian air mencapai lebih dari 1 meter. Tak hanya itu, dalam peristiwa banjir ini juga menyebabkan satu orang tewas akibat terseret banjir.
Untuk mencegah banjir kembali terulang, Pemkot Bandung mulai melakukan upaya. Salah satu upaya yang akan segera dilakukan yakni membangun tol air di kawasan Pasteur dan Pagarsih. "Karena tol air baru diterapkan di Gedebage, Insya Allah secepatnya perintah Saya menerapkan juga di Pagarsih dan Pasteur," ujar Emil kepada wartawan di Pendopo Kota Bandung, Jalan Dalem Kaum, Selasa (25/10).
Emil ini mengatakan, pembangunan tol air ini sebelumnya telah diterapkan di Gedebage sekitar dua bulan lalu. Dia menyebut hasil dari pembangunan tol air ini dinilai efektif untuk menanggulangi banjir di Gedebage. Buktinya saat hujan terjadi kawasan Gedebage tidak terjadi banjir.
"Yang kemarin banjir di dua titik sungai lain tidak yang banjir. Kemarin hanya sungai Citepus yang rata-rata akhirnya memang bermasalah dari Pasteur, Pagarsih dan SMA 9," katanya.
Emil mengungkapkan, cara kerja tol air ini yakni dengan pembuatan pipa sebagai saluran air. Pipa ini nantinya mengalirkan air dari sungai ketika debit air meninggi.
"Tol air ini bikin pipa di mana si air tidak pernah bercampur dalam perjalanannya dari titik A ketemu titik B. Mungkin bisa mengurangi air tidak menemui gangguan-gangguan," ujarnya.
Emil mengaku akan menganggarkan Rp 1 miliar untuk satu lokasi pembangunan tol air. Adapun sumber anggaran akan dialokasikan di APBD perubahan. "Kami menyesali, kami prihatin, tapi kami bekerja loh. Kami berupaya kalau dibilang kami lalai tidak bekerja tidak juga. Kadang-kadang namanya kondisi alam tidak bisa terperdiksi," katanya.
Kepala DBMP Kota Bandung Iskandar Zulkarnen menambahkan untuk upaya dalam waktu dekat, pihaknya akan semakin intens untuk melakukan pembersihan gorong-gorong di kawasan kawasan rawan banjir. "Dalam penanggulangan kita coba persedikit lagi waktu pemeliharaan dari dua minggu, kita coba seminggu. Karena curah hujan tidak bisa diprediksi lagi," kata Iskandar.