Soal antibiotik daur ulang, dinkes imbau masyarakat tak asal beli obat

user
Mohammad Taufik 15 Oktober 2016, 12:38 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Dinas Kesehatan (dinkes) Kota Bandung mengimbau kepada masyarakat untuk lebih hati-hati dalam membeli obat-obatan. Hal mengusul temuan adanya antibiotik daur ulang di sejumlah daerah. Dinkes meminta masyarakat untuk membeli obat-obatan kepada penjual resmi atau apotik berizin.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Ahyani Raksanagara mengatakan, pihaknya terus meningkatkan pengawasan bersama BPOM untuk mengantisipasi beredarnya antibiotik daur ulang di Kota Bandung. Namun yang lebih penting kata Ahyani yakni langkah proaktif dari masyarakat dan fasilitas kesehatan untuk membeli obat-obatan dari distributor resmi.

"Kalau di Bandung kita dengan BPOM pengawasan jalan terus ya. Intinya kami selalu menyampaikan kepada seluruh fasilitas kesehatan agar membeli bukan hanya antibiotik, semua obat obatan itu dibeli di atau kepada distributor resmi. Apotik juga membeli ke distributor resmi. Jadi jangan kepada perorangan perorangan yang enggak jelas," ujar Ahyani kepada wartawan, beberapa waktu lalu.

Menurut Ahyani, secara kasat mata obat antibiotik daur ulang dibedakan dengan antibiotik asli. Sebab dari kemasan (packaging) sekilas mirip jika dilihat dari kemasan luar.

Untuk menghindari antibiotik daur ulang, Ahyani mengimbau kepada masyarakat untuk membeli obat ke apotek-apotek terpercaya. Masyarakat harus menghindari pembelian obat kepada perorangan, apalagi dijual dengan harga murah.

"Jadi kepada masyarakatnya itu kalau membeli obat belilah apotek yang berizin. Jadi jangan asal murah atau ga mau susah. Apalagi kalau ada yang nawarin ke rumah, itu justru harusnya kita lebih waspada terhadap hal yang seperti itu," ujarnya memungkasi.

Kredit

Bagikan