HLKI: Konsumen Indonesia tak peduli kualitas, yang penting murah

user
Muhammad Hasits 11 Oktober 2016, 18:01 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Ketua Umum Himpunan Lembaga Konsumen Indonesia (HLKI), Firman Turmantara menjelaskan, karakteristik konsumen Indonesia secara garis besar lebih mengedepankan harga murah ketimbang kualitas baik.

"Ya begitu karakteristik warga Indonesia, yang penting murah, banyak, dan terlihat bagus dibeli. Enggak peduli kualitasnya bagus apa tidak," ujar Firman kepada Merdeka Bandung saat ditemui di Universitas Pasundan (Unpas), Jalan Lengkong Besar, Selasa (11/10).

Firman menjabarkan, sebaiknya konsumen lebih hati-hati saat membeli produk. Mulai dari produk yang bisa dikonsumsi seperti makanan atau minuman, ataupun produk barang jadi seperti busana sehari-hari.

Kurang telitinya konsumen asal Tanah Air pada kualitas suatu produk, tak jarang menyebabkan konsumen justru terjebak dengan keteledorannya sendiri. Salah satu contohnya saja produk China yang masuk ke Indonesia dan belum terjamin kehalalannya.

"Kalau belanja atau membeli makanan ya lihat dulu apakah halal apa tidak khususnya bagi umat Islam. Masih banyak produk tidak halal dari negara seperti China yang masuk ke Indonesia dan dikonsumsi oleh kaum muslim," jelasnya.

Salah satu contoh kasus yang belakangan tengah menjadi sorotan Firman adalah produk buah tangan dari China yang dijual di Mekah. Produk seperti sejadah, kopiah, ataupun minyak wangi asal China harus diperhatikan oleh konsumen Indonesia.

"Jemaah haji asal Indonesia itu banyak sekali, untuk itu harus sangat diperhatikan bagi mereka yang ingin membeli buah tangan untuk melihat dari mana produk tersebut diproduksi. Ada baiknya memilih produk yang diproduksi oleh negara dengan mayoritas agamanya muslim," paparnya.

Firman meragukan kehalalan produk buah tangan yang diproduksi oleh negara China dan dijual di Mekkah. Pasalnya, tak sedikit orang yang menganggap semua produk yang dijual di Tanah Suci adalah produk halal.

Kredit

Bagikan