Perhatikan gizi ibu hamil dan menyusui saat berpuasa

user
Mohammad Taufik 13 Juni 2016, 11:17 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Saat memutuskan untuk menjalankan ibadah puasa, ibu menyusui sebaiknya memperhatikan betul asupan gizi saat santap sahur dan berbuka puasa. Sebab kebutuhan gizi pada ibu menyusui akan meningkat saat berpuasa.

Kepala Instalasi Gizi, Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Asep Ahmad Munawar, mengatakan kebutuhan gizi ibu menyusui meningkat ketimbang dalam kondisi normal.

"Tinggal mengakali saja bagaimana agar tetap bisa puasa, namun kebutuhan gizi kondisinya tetap terpenuhi. Tentu harus diperiksa terlebih dulu kondisi kesehatan luar dan dalamnya," ujar Asep kepada Merdeka Bandung, Senin (13/6).

Jumlah kebutuhan kalori bagi ibu menyusui rata-rata meningkat hingga 300 kkal. Hal tersebut akan sangat lumrah dialami oleh ibu sedang menyusui.

Umumnya seorang wanita dengan berat badan 50 kg, membutuhkan kalori setara dengan 1600 kkal, maka dalam kondisi menyusui, wanita tersebut harus mampu menambah sedikitnya hingga 300 kkal dari kebutuhan standar tubuhnya.

"Saat berpuasa, kebutuhan gizi tersebut bisa diakali dengan menerapkan pola hidup seimbang. Makanan yang dikonsumsi hendaknya bukan makanan yang sekadar mengenyangkan, tetapi jika memiliki kandungan nutrisi dan vitamin yang tinggi bagi sang ibu dan buah hati," ujarnya.

Dengan kondisi tersebut, dia melanjutkan, bukan berarti sang ibu harus makan lebih banyak dengan jumlah dua kali lipat. Melainkan saat sahur sebaiknya sang ibu sebelum makanan utama menyantap camilan sehat seperti buah-buahan dan juga susu sebagai penambah energi.

Ibu hamil harus jaga asupan gizi saat sahur

Asep Ahmad Munawar menambahkan, menjaga asupan gizi juga penting dilakukan oleh ibu hamil. "Yang pasti bagi ibu hamil tentu harus diperhatikan asupan gizi saat berbuka puasa juga kala menjalankan makan sahur," kata Asep mengimbuhkan.

Umumnya, Asep menjelaskan, menjalankan ibadah puasa dapat dilakukan dengan baik pada ibu yang sedang mengalami kehamilan minggu pada usia kandungan ke 16-28 atau empat hingga tujuh bulan kehamilan.

Pada masa kehamilan itu, tubuh seorang ibu hamil sudah beradaptasi dengan perubahan kadar hormonal kehamilan sehingga keluhan di kala kehamilan sudah tidak terlalu mengganggu.

"Ketika seorang ibu hamil atau menyusui, yang harus diperhatikan bukan hanya soal kesehatan mereka tetapi juga kondisi janinnya. Jika dengan berpuasa menyebabkan resiko bagi sang janin, lebih baik dikonsultasikan lagi ke dokter," jelasnya.

Asep menjelaskan, apabila selama masa kehamilan, sang ibu mengalami mabuk dan muntah yang cukup parah, hal tersebut patut diwaspadai dan sebaiknya tidak melangsungkan puasa saja.

"Jika sang ibu memiliki riwayat kesehatan yang membuat resiko kehamilan, sangat tidak disarankan untuk berpuasa. Dikhawatirkan kondisi ibu dan janin nantinya akan bermasalah," paparnya.

Sebenarnya, baik pada ibu yang hamil lebih dari empat bulan, seharusnya sudah memiliki kondisi fisik maupun psikis yang kuat dalam menjalani ibadah puasa.

Kredit

Bagikan