Dodol pandan, dodol baru untuk generasi muda
Bandung.merdeka.com - Viencent Ruslianto, generasi keempat pengelola Dodol Keranjang Tek Kie, Bandung, berusaha menawarkan produk dodolnya untuk kalangan muda.
Selama ini, anak muda dinilai kurang meminati kuliner khas tahun baru Cina, Imlek. Konsumen dodol cenderung generasi tua. Viencent berusaha melakukan pendekatan agar Dodol Keranjang Tek Kie laku di kawula muda.
"Ke depan dodol biar bisa diterima anak muda. Dodol kan produk tradisi, sayang kalau peminatnya hanya generasi tua saja," kata sarjana Teknik Industri Universitas Parahyangan (Unpar) Bandung ini, saat berbincang dengan Merdeka Bandung.
Untuk melakukan pendekatan pada anak muda, Dodol Keranjang Tek Kie pada Imlek tahun ini menciptakan produk barunya, yaitu dodol keranjang dengan wangi pandan.
Dodol dengan wangi pandan tersebut berwarna hijau dari daun pandan. Warna dan wangi pandan diharapkan mampu menjadi daya tarik bagi anak muda.
Sebelumnya, Dodol Keranjang Tek Kie terdiri dari dua rasa yaitu rasa original dan wangi jeruk. Dengan adanya produk dodol wangi pandan, Dodol Keranjang Tek Kie jadi punya tiga produk berbeda. Ukuran produk-produk tersebut 300 gram, 500 gram dan 1 kilogram dengan harga antara Rp 15 ribu sampai Rp 30 ribu.
Strategi mengeluarkan produk baru itu sudah menunjukkan hasil meski belum signifikan. "Dengan dodol wangi pandan anak muda sudah mulai membeli. Biasanya mereka nyoba dulu satu biji, besoknya mereka beli lagi," katanya.
Menurutnya, orang dengan usia 30 sampai 40 mulai ingin membeli dodol. "Jadi kita punya pelanggan tidak hanya 40 tahun ke atas," terang Viensent seraya berharap pembeli dodol lebih muda lagi.
Pria 25 tahun itu serius ingin memajukan usaha dodol yang diwarisi secara turun-temurun itu. Ia tidak tertarik berbisnis lain selain dodol, meskipun sebelumnya mengambil kuliah teknik industri, ia juga sempat belajar bahasa mandarin ke Cina.
"Saya ingin bikin lebih maju lagi usaha dodol ini," tandas pria yang baru setahun menekuni usaha orang tuannya itu.
Dodol Keranjang Tek Kie diproduksi setahun sekali sebulan menjelang Imlek. Dalam memproduksi dodol, perusahaan yang dirintis pada 50-an itu mempekerjakan 25 orang pegawai. Pada hari biasa, Vincent sekeluarga menjalankan usaha membuat moci dan aneka kue.