Bagi wanita, sepatu hak tinggi bisa atasi nyeri saraf

user
Muhammad Hasits 15 Desember 2015, 13:33 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Anda sering merasa kesemutan ataupun nyeri? Kemudian gerak tangan atau kaki yang lemah? Gangguan tersebut merupakan gejala penyakit hernia nukleus pulposus (HNP) atau istilah umumnya nyeri saraf terjepit.

Dokter ahli bedah saraf Rumah Sakit St Borromeus Bandung, dr Pieter M J Liklikwatil mengatakan HNP atau nyeri saraf muncul karena ada masalah pada bagian struktur tulang belakang.

Ia menjelaskan, pada tulang belakang terdapat bantalan seperti karet alami yang elastis, fungsinya menggerakkan tulang belakang ke kiri, kanan, depan, belakang. Suatu saat, bantalan seperti karet tersebut mengalami semacam aus hingga menonjol karena tekanan.

“Jika nonjolnya ke belakang akan menyebabkan penekanan pada susunan saraf yang berjalan di dalam tulang belakang. Saat itulah terjadi HNP atau nyeri saraf terjepit,” terang Pieter kepada Merdeka Bandung.

Keluhan HNP terdiri dari gangguan sensorik (kesemutan dan nyeri); gangguan motorik (pelemahan tangan atau kaki); dan gangguan paling berat adalah gangguan otonom atau gangguan vegetatif yang membuat susah buang air besar dan kecil.

Gangguan vegetatif bisa membuat pasien lumpuh. Saat lumpuh inilah akan mudah terkena infeksi paru-paru. Menurutnya, gangguan vegetasi sulit membaik. Tapi kalau gangguan motorik biasa diatasi dengan operasi.

“HNP terjadi karena beberapa faktor, terutama aktivitas atau benturan pada fisik seperti trauma atau jatuh, beban kerja berlebihan misalnya atlet atau olahrawawan berat, aktivitas angkat barang, cara duduk, berdiri, berjalan, stres, kegemukan, serta  faktor usia atau degeneratif,” terangnya.

HNP bisa menyerang usia muda yang beban kerjanya sangat berat. Penyakit ini sangat mengganggu aktivitas penderitanya, karena rasa nyeri yang dialami luar biasa dan menjalar.

HNP dapat dicegah dengan menghindari faktor penyebab, misalnya jatuh, mengurangi kerja berat, melakukan pengangkatan barang yang baik dan benar, memperbaiki sikap duduk, sikap berdiri.

Pieter juga menyarankan olahraga renang yang sangat baik dalam melakukan pencegahan HNP. “Renang gaya bebas sebenarnya paling baik untuk mencegah HNP. Renang bisa dilakukan seminggu sekali,” ujarnya.

Untuk mengatasi HNP di Indonesia lebih sering menggunakan obat-obatan dan fisioterafi. Menurutnya, hanya 15 sampai 20 persen pasien HNP yang menjalani tindakan operasi. Penyembuhan untuk HNP, lanjut dia, 80 persen tidak dengan operasi. “Kebanyakan sih tidak dioperasi, tetapi lewat obat dan fisioterapi,” jelasnya.

Fisioterapi tersebut meliputi perbaikan cara duduk, cara berdiri, cara membawa beban, kemudian mengurangi stres, dan olah raga renang sangat membantu. Khusus bagi perempuan, memakai sepatu hak tinggi baik bagi penyembuhan saraf kejepit.

“Kalau hanya baal biasanya kita treatmen dengan obat atau fisioterapi, misalnya mengubah sikap prilaku dalam duduk berdiri berjalan, memakai sepatu hak tinggi buat perempuan itu disarankan,” katanya.

Operasi akan dilakukan kepada pasien yang sudah menjalani rontgen atau gambaran MRI (pemeriksaan penunjang). “Jika keluhannya berat hingga terjadi kelumpuhan maka menjadi indikasi untuk operasi. Cara menyembuhkan tetap operasi sesuai indikasi,” ungkapnya.

Rata-rata pasien HNP yang sudah dioperasi kondisinya lebih baik dari sebelumnya, ada yang kembali normal.

Kredit

Bagikan