Berkat bambu karya arsitek ini terkenal hingga mancanegara

Oleh Farah Fuadona pada 17 Desember 2015, 09:57 WIB

Bandung.merdeka.com - Bambu merupakan salah satu tanaman yang tumbuh subur di Indonesia. Selama ini bambu banyak dimanfaatkan sebagai bahan untuk mendirikan rumah, terutama di pedesaan. Bambu masih dianggap barang murah oleh sebagian besar orang.

Namun di tangan Pon Sapriamulya Purajatnika bambu bisa disulap menjadi maha karya arsitek bernilai tinggi. Ia menambahkan bambu dalam setiap konstruksi bangunan modern yang dirancang. Karya arsitek asal Tasikmalaya, Jawa Barat itu tak hanya tersebar di Indonesia tetapi sampai ke Malaysia, Vietnam, Maldives, Dubai, negara Eropa dan Amerika.

Ketertarikannya terhadap bambu berawal ketika dirinya sedang mengerjakan proyek bangunan masjid di Kendari, Sulawesi Tenggara sekitar tahun 2000. Saat itu ia hendak memasang kubah di menara masjid yang memiliki ketinggian 25 meter. Tapi karena terlalu tinggi, Pon pun merasa bingung. Lalu ada tukang bangunan asal Sumedang yang ikut dalam proyek itu memberikan saran agar menggunakan bambu sebagai pijaknnya. "Saya pikir tinggi bambu paling 15 meter. Eh ternyata saya salah, di sana ada bambu yang tingginya 40 meter," kata pria berusia 54 tahun itu kepada Merdeka Bandung.

Dari situ ia pun membuat rangka crane dari bambu. kekagumannya muncul manakala kubah itu diangkat oleh bambu. Di matanya keindahan serta lengkungan dari struktur bambu itu memiliki nilai arsitektur yang tinggi. Mulai saat itu ia menggeluti bambu dalam setiap rancangannya. Â

Awalnya Pon hanya merancang bangunan kecil seperti gazebo. Tak puas hanya merancang bangunan berukuran kecil, ia pun merancang bangunan berukuran besar. Untuk memastikan keamanan bangunan Pon mulai melakukan riset. Tujuannya untuk memastikan bahwa bambu yang digunakan mampu menopang bangunan yang berukuran besar.

"Saya riset sendiri untuk bambu. Karena lemahnya bangunan bambu itu ternyata di sambungan (connecting). Kemudian saya mulai menciptakan tipe sambungan untuk bambu. Sebelum digunakan saya cek dulu di laboratorium, berapa ton sih tahannya. Setelah lolos uji laboratorium saya berani bikin bangunan dari bambu dengan bentang besar," ujarnya.

Pon bahkan sengaja  mendatangi setiap desa yang berada di Jawa Barat untuk mempelajari cara mengolah bambu. Dia ingin mempelajari cara mereka mengolah bambu sehingga ia bisa membuat bangunan bertahan lama hingga ratusan tahun.

"Akhirnya saya datang ke Kampung Arjasari di Banjaran. Lalu Kampung Sinar Resmi di Sukabumi, Kampung Miduana di Cianjur, Kampung Dukuh di Garut Selatan, Kampung Naga di Tasikmalaya. Mereka kan gak sembarangan ngolah bambu itu," kata lulusan Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Parahyangan Bandung ini.

Ada beragam jenis bangunan yang didesain oleh Pon. Mulai dari gazebo, villa, pesantren, hingga resort. Pon juga merancang bangunan bambu milik para mantan pejabat di Indonesia seperti bekas wakil presiden Try Sutrisno di Bambu Apus, Jakarta Timur. Di rumah wakil presiden Indonesia keenam ini, Pon membuat sebuah gazebo di kediaman Try Sutrisno. Tak hanya itu Pon juga merancang bangunan pesantren milik Imam Prasodjo, Sosiolog UI di Purwakarta.

Namun desain bangunan bambu karya Pon, sebagian besar dibangun di kawasan wisata seperti Kampung Budaya di Ciawi, Bogor. Kemudian resort-resort mewah yang berada di Bali, Lombok, Sumba, Sumbawa, Flores hingga ke Wakatobi yang berada di Sulawesi Tenggara.

Sejak tahun 2008 desain bangunan bambu karya Pon rupanya mulai dilirik pasar luar negeri. "Untuk bangunan unik sebagian besar klien saya orang asing. Bangunan bambu ini kebanyakan untuk resort di daerah wisata," kata dia.