Polisi periksa lima saksi kasus bobotoh yang tewas dikeroyok

Oleh Mohammad Taufik pada 27 Juli 2017, 18:11 WIB

Bandung.merdeka.com - Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol Hendro Pandowo, mengatakan kasus penganiayaan yang mengakibatkan Riko Andrian masih akan terus diselidiki. Hingga saat ini, dikatakannya sudah lima orang saksi diperiksa oleh kepolisian.

"Saksi udah 5 orang yang diperiksa. Setelah pemakaman ini kita akan sudah berkumpul di ruangan Polrestabes Bandung untuk bersama-sama melakukan identifikasi untuk mengenali para pelaku siapa yang melakukan pengeroyokan terhadap saudara Ricko ini," kata Hendro di kediaman almarhum Riko di rumahnya Jalan Jembar 1, Cicadas, Kota Bandung, Kamis (27/7) .

Hendro menuturkan lima orang tersebut merupakan saksi yang terdiri dari Bobotoh, anggota kepolisian, dan petugas keamanan yang berada di Stadion GBLA saat insiden terjadi.

Berdasarkan olah TKP yang dilakukan, ujarnya, ada beberapa petunjuk yang telah didapatkan kepolisian. Penyelidikan lebih lanjut pun akan terus dilakukan.

Ia juga mengatakan akan meminta keterangan rekan-rekan yang datang bersama korban pada waktu itu. Sehingga pelaku bisa segera terungkap.

"Almarhum ini ke GBLA tidak sendiri ada beberapa rekannya yang bersama-sama. Akan kita lakukan interogasi, berita acara pemeriksaan semoga ada hal-hal yang bisa kita jadikan untuk melakukan pengungkapan siapa identitas para pelaku ini," katanya.

Almarhum Ricko mengembuskan napas terakhir setelah dirawat beberapa hari di RS Santo Yusuf Kota Bandung. Ia menjadi korban pengeroyokan sejumlah bobotoh saat laga Persib- Persija di Stadion GBLA, Sabtu (22/7) lalu.

Di tempat lain, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyampaikan duka cita atas meninggalnya Ricko Andrian, Kamis (27/7). Ricko meninggal setelah dirawat akibat dianiaya sejumlah oknum Bobotoh beberapa waktu lalu.

Ridwan Kamil mengatakan kejadian ini harus menjadi pelajaran berharga bagi para Bobotoh. Agar menjunjung tinggi sportivitas dalam mendukung klub kesayangannya.

"Jadi ini pelajaran berharga, nyawa orang itu tidak bisa balik lagi, orang yang melakukan harus dapat balasan yang setimpal," kata pria yang akrab disapa Emil ini di Pendopo Kota Bandung, Jalan Dalem Kaum, Kota Bandung.

Emil mengaku sangat menyesalkan terjadinya insiden penganiayaan tersebut. Kecintaan sekelompok orang yang berlebihan justru mengakibatkan kekerasan yang tidak dibenarkan.

Ia menegaskan Bobotoh harus mendukung Persib dengan semangat sportivitas yang tinggi. Serta mengedepankan perdamaian. "Kalau bola itulah tentang persatuan dan perdamaian," ucapnya.

Ia pun membandingkan dengan klub-klub sepakbola di Spanyol. Meskipun saling membela tim masing-masing namun tidak pernah terjadi kekerasan antar suporternya. "Seperti El Classico di Spanyol, berlawanan berpuluh tahun kalo nonton mah biasa aja. Kita masih jauh dari semangat sportifitas yaa," ujarnya.

Tag Terkait