Gelontorkan Rp 24 miliar untuk gerakan Citarum, Pemprov Jabar dikritik
Bandung.merdeka.com - Program Citarum Bestari yang digagas Pemprov Jabar jangan sampai jadi solusi sesaat. Apalagi gelontoran duit yang mencapai Rp 24 miliar untuk menormalisasi sungai lewat gerakan Citarum Bestari mulai Juni mendatang sangatlah besar.
Untuk diketahui 2013 lalu Pemprov Jabar mencanangkan Citarum Bersih dengan target pada 2018 nanti air dari sungai sudah bisa diminum. Tapi sejauh ini progres tersebut tidak terlalu menggembirakan.
"Citarum Bestari bagus, tapi kalau Citarum ingin sembuh obati penyebabnya. Kenapa (Citarum) kotor, kenapa banyak sampah," sentil Kasubdit Konservasi Lahan Basah dan Taman Keaneka Ragaman Hayati, Kementrian Lingkungan Hidup Cherryta Yunia, di Bandung, Senin (30/5).
Dia mengatakan, harusnya Pemprov melakukan pemetaan masalah sebelum menggelar aksi. Sejauh ini permasalahan yang terjadi disebabkan karena ada pencemaran dari pihak tidak bertanggung jawab. Dalam penanganan Sungai Citarum tidak hanya dengan melakukan banyak aksi.
"Jadi bukan hanya mengambil sampah. Sampah akan datang lagi kalau penyebabnya tidak diselesaikan," ujarnya.
Dia melanjutkan, perlu ada sanksi tegas bagi pelaku industri yang membuang limbah ke Sungai Citarum. Evaluasi dan monitoring industri di daerah aliran sungai Citarum harus dilakukan.
"Tapi monitoring dan evaluasi industri itu kan tidak jalan. Harusnya ada hukuman kepada industri nakal. Kalau industri tertib saya kira yang lain akan takut," ucapnya.
Dia menambahkan, jika program atau upaya penyelamatan Sungai Citarum ingin sukses maka harus dicari akar permasalahannya. Kemudian harus ada sanksi tegas bagi para pelanggar.
"Kalau mau sukses gejala dan penyebab rusaknya Citarum harus diketahui. Harus ada ketegasan dari pemerintah dan adanya pendidikan lingkungan kepada masyarakat dan semua pihak," kata Cherryta.
Anggota Komisi IV DPRD Jawa Barat Yod Mintaraga mengatakan, pihaknya akan mengevaluasi program Citarum Bestari yang akan menghabiskan dana Rp 24 miliar. Dia mengaku, penyelamatan Citarum yang digagas sejak 2013 lalu belum terlalu menggembirakan hasilnya.
"Harus ada eveluasi, tidak hanya sampahnya saja tapi merubah perilaku masyarakatnya juga," katanya.
"Kami dukung asal jelas perencanaannya. Citarum hajat hidup orang banyak. Sekarang mengkhawatirkan kondisinya, sudah dangkal dan sempit banyak orang yang buang sampah," ujar Yod.