Seniman: Lagu anak sekarang mengajarkan hidup kosumerisme

Oleh Mohammad Taufik pada 22 Mei 2016, 14:09 WIB

Bandung.merdeka.com - Sejak menjadi aktivis ITB 1977, seniman Yayak Yatmaka sangat sirus menciptakan lagu-lagu untuk anak-anak. Ia percaya, lagu yang baik akan menanamkan pemahaman dan sikap yang baik pula bagi anak.

Namun kini ia mencermati lagu-lagu anak cenderung mengajarkan sikap konsumerisme. Banyak lirik lagu anak yang merupakan adaptasi dari lagu orang dewasa.

"Tidak ada lagi lirik lagu yang berdaya seperti 'Mari kawan menanam jagung, menanam jagung di kebun kita. Ambil cangkulmu kita bekerja'," kata Yayak melantunkan lirik lagu Cangkul yang Dalam.

Mengenakan baju serba hitam, pria yang rambutnya sudah memutih itu mengisi workshop musik di rangkaian Festival Indonesia Menggugat yang digelar sejak 20-22 Mei 2016.

"Anak-anak sekarang menyanyikan lagu-lagu dewasa yang konsumtif dan tak berdaya," ujar seniman yang sempat dilarikan ke Jerman karena kritik-kiritik tajamnya terhadap Rezim Orde Baru itu.

Menanamkan jiwa perjuangan dan kritis penting ditanamkan sejak usia dini lewat lirik-lirik lagu. Hal ini pula yang dilakukannya selama perjuangan.

Ia sudah menciptakan ratusan lagu anak-anak. Beberapa lagunya sempat dinyanyikan saat reformasi 1998. Pengalaman tersebut membuktikan bahwa lagu anak kelak menimbulkan gerakan perubahan.

"Syair, musik punya kekuatan. Kekuatan bahasa dalam membentuk sikap. Belum lagi ritme musiknya. Potensi inilah yang bisa memantik perubahan," katanya.

Namun apa yang terjadi saat ini justru sebaliknya. Lagu-lagu dibuat dengan semangat konsumtif. Banyak serbuan lagu dari luar negeri membuat bangsa ini tidak percaya diri membawakan lagu sendiri.

"Zaman Soekarno lagu-lagu itu (barat) disebut lagu ngak ngik ngok,” katanya. Padahal, kata musisi yang juga pelikis ini, peradaban setiap zaman ditunjukkan lewat musik.

Kendati demikian ia tidak memukul rata musik-musik Indonesia konsumtif. Contohnya musik-musik Iwan Fals yang memiliki syair berdaya.

Zaki Yamani yang menjadi moderator workshop tersebut mengaku lagu-lagu Iwan Fals memiliki daya luar biasa. Zaki yang berprofesi sebagai wartawan juga penulis novel menyebutkan, salah satu lagu Iwan Fals yang membuatnya merinding adalah lagu Kesaksian.

"Lagu Kesaksian pula yang mendorong saya menjadi wartawan. Sampai sekarang saya masih merinding kalau mendengar Kesaksian Iwan Fals," kata Zaki.

Workshop tersebut diselingi dengan permainan gitar akustik Yayak Yatmaka. Ia membawakan beberapa lagu anak ciptaannya, antara lain lagu berjudul Anak Indonesia yang dibuat 1978 dengan lirik sebagai berikut:

Aku anak Indonesia
Aku punya cita-cita
Punya mobil punya sawah
Jadi menteri atau bupati
Aku cinta Indonesia
Aku cinta Pancasila
Apa daya uang tak punya
Sekolahpun aku tak bisa

Reff:

Indonesia kaya raya
Mengapa aku menderita
Tapi aku tetap gembira
Karena Indonesia merdeka

Aku anak siapa saja
Ayah kerja ibuku juga
Pagi sampai sore hari
Upahnyapun habis sudah
Aku makan propaganda
Dengan lauk janji-janji
Terka aku anak siapa
Aku anak Indonesia

Tag Terkait