Cecep Burdansyah terpilih jadi ketua Paguyuban Sastra Sunda

Oleh Mohammad Taufik pada 29 Maret 2016, 10:30 WIB

Bandung.merdeka.com - Paguyuban Panglawungan Sastra Sunda (PP-SS) menggelar pemilihan umum (pemilu) ketua baru di sela ulang tahunnya ke-50 tahun di Gedung Rumentang Siang, Kosambi, Bandung. Pemilu ala organisasi sastra yang dibidani sastrawan Ajip Rosidi itu berbeda dengan Pilkada apalagi Pilpres.

Ketua panitia Miftahul Malik mengatakan, panitia pemungutan suara kesulitan mencari kandidat pimpinan baru organisasi sastra Sunda terbesar di Jawa Barat itu. Tidak ada sastrawan yang mau mencalonkan diri, apalagi deklarasi.

Ia menuturkan, upaya penjaringan kandidat sudah dilakukan sejak tiga bulan lalu melalui media sosial Facebook. Tetapi penjaringan tidak membuahkan hasil. Akhirnya panitia mengirimkan surat kepada nama-nama yang dianggap memiliki track record di bidang kesusastraan Sunda. Surat itu berisi permintaan kesediaan mereka untuk maju dalam pemilihan.

"Hasilnya kami mendapatkan empat nama, namun satu orang mengundurkan diri," kata Malik, Senin (28/3).

Maka kandidat yang bertarung dalam pemilu itu tinggal tiga orang, yakni; wartawan senior Cecep Burdansyah, Ci Reti Isnindes (Dosen Universitas Pendidikan Indonesia/UPI Bandung) dan Darpan Winangun (guru SMA di Garut).

Malik menuturkan, sudah dua kali dirinya menjadi 'KPU' untuk pemilihan ketua PP-SS. Periode tahun lalu pun tidak ada yang mencalonkan diri meski akhirnya Dadan Sutisna yang menjadi ketua. Saat ini periode kepemimpinan Dadan sudah habis (2012-2016).

"Jadi ketua PP-SS pada tidak mau. Tidak digaji, maka kalau ada yang mencalonkan diri, salut," kata Malik.

Di antara pengunjung yang menghadiri acara ulang tahun PP-SS, sebagian memiliki hak suara. Mahasiswa mengedarkan kotak pemungutan suara kepada para pemegang suara.

Selama pemungutan suara, acara diisi dengan musikalisasi puisi. Setelah itu, langsung dilakukan penghitungan suara yang dikawal para saksi dari ketiga kandidat. Pemilihan saksi dilakukan secara spontan saja.

Total suara yang terkumpul ada 75 suara ditambah dua surat suara yang tidak sah karena yang satu masing-masing foto kandidat mendapat contrengan, sedangkan surat suara satunya lagi tidak dicontreng sama sekali.

Kandidat pemenang suara terbanyak adalah Cecep Burdansyah. Pemimpin redaksi surat kabar harian di Bandung ini mendapat 60 suara, jauh mengungguli dua kandidat lainnya.

Saat itu juga Cecep diresmikan menjadi Ketua PP-SS. "Pupuhu (pemimpin) PP-SS adalah Cecep Burdansyah untuk tiga tahun ke depan (2016-2019)," kata Malik.

Dalam sambutannya, Cecep mengaku tidak senang bisa keluar jadi pemenang. Menurut dia, menjadi pemenang akan mengganggu kesenangannya selama ini. Menjadi Ketua PP-SS harus bisa mengorganisir program kegiatan, juga harus siap mengalokasikan waktu.

"Di masa kepengurusan Dadan Sutisna juga dibantu tim relawan yang itu-itu saja. Tidak ada bantuan dari pengarang Sunda yang katanya jumlahnya ribuan," kata Cecep.

Kendati demikian, ia sudah terpilih mayoritas pemegang suara. Ia pun meminta dukungan semua pengarang Sunda atau para pecinta sastra Sunda untuk mengembangkan sastra Sunda lewat PP-SS. "Saya akan minta bantuan baik secara materil maupun moril kepada para pengarang maupun pembaca," ujar penulis fiksi Sunda Haram Jadah ini.

Tag Terkait