PP-SS bangun website Pusat Data Sastra Sunda

Oleh Mohammad Taufik pada 28 Maret 2016, 19:47 WIB

Bandung.merdeka.com - Di ulang tahunnya ke-50 Paguyuban Panglawungan Sastra Sunda (PP-SS) membangun website Pusat Data Sastra Sunda. Website ini berisi karya sastra para sastrawan Sunda klasik hingga modern.

Ketua PP-SS periode 2012-2016 Dadan Sutrisna mengatakan, Pusat Data Sastra Sunda merupakan digitalisasi karya sastra Sunda. Tujuan pembangunan website untuk memudahkan dokumentasi, penelitian atau menghubungkan karya sastra dengan masyarakat luas.

"Sampai hari ini kalau kita perlu data sastra Sunda sulit mencarinya, harus membuka lembar-perlembar di perpustakaan, apalagi tak ada katalog," kata Dadan, di sela acara peringatan ulang tahun PP-SS di Gedung Kesenian Rumentang Siang, Bandung, Senin (28/3).

"Akhirnya penelitian pun dilakukan seadanya. Jadi tak aneh jika ada karya yang tersembunyi atau pengarang yang potensinya terabaikan," tambah dia.

Menurutnya, di era digital ini sistem arsip digital menjadi keniscayaan. Begitu juga jika ingin melestarikan dan mengembangkan sastra Sunda, mau tidak mau harus mengikuti jaman.

Maka dengan sistem digital Pusat Data Sastra Sunda, akan memudahkan mencari arsip sastra karya pengarang atau penulis Sunda. Contohnya, mencari karya sastra pengarang A hanya memerlukan waktu 30 detik. Dengan mesin pencarian, karya pengarang A tersebut secara otomatis dikumpulkan, mulai dari karya, tahun penerbitan, sumber media, dan lainnya.

Saat ini, Pusat Data Sastra Sunda sudah mengumpulkan 53 ribu karya sastra berupa prosa, puisi, esai yang bersumber dari 32 media dan ditulis 2000-an pangarang. Data tersebut telah didigitalisasi dengan cara scanner.

Menurut Dadan, jumlah tersebut masih jauh dari selesai. Sebab jumlah karya sastra Sunda jauh lebih banyak. "Ini adalah pekerjaan yang masih panjang," katanya.

Cara kerja PP-SS, kata dia, adalah pekerjaan yang sepi, jauh di luar hingar bingar dan tak kelihatan. "Pekerjaan dokumentasi perlu ketekunan. Selain itu selama menyusun Pusat Data Sastra Sunda juga tidak mendapat dana dari pemerintah. Tim yang bekerja semuanya relawan yang tidak mendapat honor," katanya.

Ia berterima kasih kepada Yayasan Kebudayaan Rancage yang dipimpin sastrawan Ajib Rosidi yang telah memfasilitasi PP-SS selama ini. Dalam kesempatan tersebut, PP-SS juga mendapat dukungan dari Universitas Padjdjaran (Unpad).

Dalam kesempatan tersebut, Unpad yang diwakili Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Yuyu Yuhana, bersama Dadan menandatangani nota kerja sama (MoU) untuk sama-sama mengembangkan Pusat Data Sastra Sunda.

Sementara Ketua Panitia Miftahul Malik menambahkan, Pusat Data Sastra Sunda dimatangkan selama setahun ini untuk diluncurkan di acara ulang tahun PP-SS yang ke-50.

Ide pembuatan website sendiri muncul dari Dadan Sutrisna, yang awalnya hanya berupa obrolan antar pengurus PP-SS. "Ide membangun website dari riungan di Perpustakaan Ajip Rosidi. Selama ini belum ada dokumentasi sastra Sunda. Jadi dimatangkanlah selama setahun pusat datanya," kata Malik.

Keistimewaan Pusat Data Sastra Sunda antara lain berisi cerita pendek bahasa Sunda pertama, termasuk membuka nama samaran pengarang. Digitalisasi arsip sastra di antaranya dilakukan dengan cara scan. "Mesin scannernya dipesan di Korea. Catatan sastra Sunda lengkap," katanya.

Tag Terkait