Emil sertakan 2 eks pimpinan KPK ke tim sinkronisasi sebelum pelantikan
Bandung.merdeka.com - Gubernur Jawa Barat terpilih Ridwan Kamil resmi memperkenalkan Tim Optimasi dan Sinkronisasi (TOS) di Kota Bandung, Kamis (26/7). Tim ini nantinya akan bertugas melakukan percepatan perencanaan program, dan memastikan janji kampanye serta visi misi pasangan Rindu terakomodasi dalam APBDP tahun 2018, APBD 2019 serta RPJMD
Tim Optimasi dan Sinkronisasi ini diketuai Erry Riyana Hardjapamengkas. Erry sebelumnya pernah menjabat wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Erry akan didampingi oleh perwakilan partai pendukung, akademisi dan tokoh-tokoh profesional dari beragam latar belakang yang berjumlah 13 orang.
"Ketuanya Pak Erry, kemudian tim inti ada sekitar 13 orang terdiri atas relawan, akademisi, tokoh-tokoh parpol yang diisi sekretaris jenderal wilayahnya. Kalau mau di bedah latar belakangnya macam-macam ada militer ada doktor, profesor, ketua KPK, sebutkan jenis latar belakang ada semua, ada pengusaha, ada aktivis," ujar pria yang akrab disapa Emil ini kepasa wartaaan di Hotel Papandayan, Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung Kamis (26/7).
Emil mengatakan dalam tim tersebut ada dua orang yang merupakan mantan KPK. Dua nama tersebut yakni Erry Riana Hardjapamekas dan Chandra Hamzah. Emil mengaku sengaja memasukkan dua mantan anggota KPK ke dalam tim, karena banyak masukan terkait reformasi birokrasi.
"Ini harus jadi PR (pekerjaan rumah) yang harus kita selesaikan. Tidak hanya level provinsi tapi tingkat dua, artinya hal tersebut yang kebetulan kepemimpinan ada dua ketua KPK," katanya.
Emil mengungkapkan, tim sinkronisasi ini akan bekerja selama enam minggu sebelum dirinya dilantik. Nantinya tim ini akan dibagi ke sejumlah kelompok kerja (pokja). Hasilnya nanti akan menjadi rekomendasi kinerja pemerintahan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul setelah dilantik menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat.
"Hasilnya akan menjadi rekomendasi kinerja yang harus kita tunjukan 100 hari, kinerja tiga tahun dan kinerja di akhir masa jabatan. Kami melibatkan semua kelompok masyarakat yang ingin memberikan masukan. Inilah cara kami betul-betul membangun Jawa Barat ini dengan merangkul semua golongan termasuk lembaga, para mantan gubernur, pemberian pertimbangan juga salah satunya. Dengan begini proses pembangunan lebih lancar lebih komprehensif betul-betul memperhatikan suara-suara," ungkapnya.
Sementara itu, Erry mengaku merasa terhormat ditunjuk sebagai ketua tim optimasi dan sinkronisasi. Erry akan memastikan amanah yang diberikan kepadanya dapat terlaksana dengan baik.
Dalam tim ini, lanjut Erry, nantinya ada 25 pokja dimana masing-masing pokja akan diisi 5-6 orang yang selama ini telah menggeluti bidangnya masing-masing. Nantinya akan mengolah program yang disesuaikan dengan arahan dan janji kampanye.
"Sehingga semua gagasan-gagasan Kang Emil kepada masyarakat bisa diolah dan dimasukkan ke dalam program rencana gubernur terpilih. Apakah itu dibiayai oleh APBD atau bukan itu soal lain, karena pembiayaan gagasan atau program kan dilakukan dengan bantuan pemangku kepentingan, bisa dengan CSR, bisa dengan menyerahkan kepada swasta, bisa juga kemitraan antara pemerintah dan swasta," katanya.
Secara informal, dijelaskan Erry, ia telah berdiskusi dengan gubernur terpilih terkait tugas dan kewenangan yang diberikan kepada TOS, dan memastikan bahwa TOS akan bekerja tanpa melanggar rambu-rambu birokrasi dan melampaui kewenangan yang tidak pada tempatnya.
"Kami hanya akan membantu agar berbagai janji kampanye dan beberapa program Rindu dan berbagai gagasan juara dapat terakomodasi," katanya.
Erry juga akan mengordinasikan TOS dengan kelompok kerja berbagai bidang pembangunan yang sudah dibentuk untuk memastikan agar rekomendasi perencanaan program-program pasangan Rindu dapat diwujudkan dalam waktu secepatnya, sesuai dengan semangat pembaharuan yang hidup di kalangan masyarakat.