Jelang lebaran harga kepokmas stabil, hanya daging ayam dan cabe merangkak naik

Oleh Endang Saputra pada 12 Juni 2018, 12:26 WIB

Bandung.merdeka.com - Harga barang kebutuhan pokok masyarakat (kepokmas) di Kota Bandung secara umum relatif stabil beberapa hari jelang Lebaran. Hanya saja, ada dua komoditas yakni daging ayam dan cabe tanjung yang mulai kembali merangkak naik.

Hal ini diketahui saat Pjs Wali Kota Bandung Muhamad Solihin yang didampingi Kepala Dispangtan Kota Bandung Elly Wasliah serta Kepala Disdagin Kota Bandung Eric M. Attauriq meninjau kondisi harga pangan di Pasar Ciroyom Kota Bandung.

Beberapa kali Solihin sempat menanyakan harga kepada pedagang. Hal ini untuk mengetahui kondisi terkini harga pangan yang dijual di pasar tradisional.

Di pasar Ciroyom, harga daging sapi segar dijual Rp 120.000 per kilogram, daging sapi beku Rp 80.000 per kilogram, daging ayam Rp 40.000 per kilogram, bawang merah Rp 30.000 per kilogram, bawang putih Rp 20.000 per kilogram, cabai rawit Rp 40.000 per kilogram, cabai hijau Rp 25.000 per kilogram dan cabai tanjung Rp 80 ribu per kilogram.

Menurut Solihin harga sayuran dan daging sapi masih stabil. Namun untuk harga daging ayam dan cabai Tanjung melonjak hampir 2 kali lipat.

"Cabai tanjung kenaikannya cukup signifikan ya tadinya Rp 36 ribu per kilogram, hari ini Rp 80 ribu. Tetapi naiknya bukan dari tingkat pedagang, naiknya dari bandarnya. Mudah-mudahan kita bisa intervensi melalui berbagai upaya agar menormalkan kembali harga," ujar Solihin kepada wartawan di Pasar Ciroyon, Senin (11/6) malam.

Adapun untuk harga daging ayam, Solihin mengakui memang masih belum stabil. Solihin menduga hal ini terjadi karena semakin tingginya permintaan masyarakat jelang lebaran. Padahal kata dia, pemerintah sudah menyediakan daging ayam beku yang harganya lebih murah sebagai alternatif bagi warga.

"Mungkin kondisinya di sini permintaan dari masyarakat cukup besar, terutama tidak terbiasa mengkonsumsi membeli ayam beku. Tetapi kita coba intervensi kesini kita menyediakan juga ayam beku yang kita jual di astanaanyar. Mudah mudahan bisa menurunkan harga ayam," kata dia.

Solihin mengaku akan menginstruksikan PD Pasar untuk melakukan intervensi dengan menawarkan daging ayam beku kepada pedagang di pasar Ciroyom. Hal ini untuk meredam gejolak harga di pasaran.

"Kita kerjasama dengan PD Pasar, nanti PD Pasar yang di Ciroyom ini yang akan turun langsung ke tingkat para pedagang menawarkan. Kalau di pasar yang lain sudah sangat menurun (harga) cuma di sini masih agak tinggi. Di pasar Cihaurgeulis itu masih agak tinggi. Nanti saya cek apakah PD pasar juga intervensi ke mereka," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kota Bandung Elly Wasliah menegaskan, khusus untuk daging ayam, seharusnya berada di harga Rp 36.000 per kilogram. Namun kenaikan harga menjadi Rp 40.000 per kilogram masih dalam batas wajar.

"Kalau masih Rp 40.000/kilogram itu masih wajar saja. Jika melebihi dari Rp 40.000 maka kita akan telusuri," tuturnya.

Menurut Elly, permintaah terhadap daging ayam jelang lebaran pun meningkat hingga 2 kali lipat. Jika dalam kondisi normal permintaan daging ayam sebesar 800 ribu ekor per hari, jelang lebaran permintaan bisa menembus 1,6 juta ekor per hari.

"Permintaan ayam di Bandung bisa 1,6 juta (jelang lebaran), makanya ada kenaikan. Kenapa ada kenaikan dari Rp 36 ribu jadi Rp 40 ribu, itu karena memang permintaan meningkat sehingga otomatis ada peningkatan harga. Kalau Rp 40 ribu kita masih anggap wajar, artinya masih dalam toleransi kita. Kalau lebih dari 40 ribu itu sudah kurang wajar," katanya.