Gubernur Lemhannas nilai sektor pariwisata sangat penting namun kompleks

Oleh Endang Saputra pada 12 Maret 2018, 12:57 WIB

Bandung.merdeka.com - Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI), Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo mengatakan, sektor pariwisata merupakan industri berbasis jasa yang kompleks. Soalnya, melibatkan banyak pelaku, langsung bersentuhan dengan masyarakat, dan memiliki sifat lintas sektor yang berderajat tinggi.

"Sektor pariwisata ini menjadi sangat penting karena merupakan sektor mampu menunjang pembangunan daerah maupun nasional," ujar Agus kepada Merdeka Bandung saat ditemui dalam acara Dies Natalies ke 56 STP NHI Bandung, Senin (12/3).

Agus membahas perihal fokus pembangunan sektor pariwisata yang dilakukan oleh Presiden RI, Joko Widodo. Kata dia, dalam pemerintahan Jokowi, pariwisata telah menjadi sektor strategis nasional. Pariwisata telah ditetapkan menjadi sektor andalan pembangunan nasional hingga tahun 2019.

"Sektor pariwisata yang saat ini telah menjadi sektor nomor dua penghasil devisa ditargetkan akan menjadi nomor satu penerimaan negara pada tahun 2019," tutur dia.

Lebih lanjut, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisatan pasal 4 dan 5 tentang tujuan dan prinsip pembangunan kepariwisataan nasional dengan tegas menyatakan bahwa pembangunan pariwisata dilakukan untuk mensejahterakan masyarakat dan bangsa secara adil dan seutuhnya dengan berprinsip pada Pancasila dan UUD 1945.

Dalam situasi ekonomi global yang kurang kondusif dan masih melemahnya pertumbuhan ekonomi dunia, maka pemerintahan presiden Jokowi memberikan prioritas kepada pembangunan infrastruktur.

Kebijakan pemerintah tersebut mendorong pertumbuhan ekonomi nasional pada skala ekonomi makro dan ekonomi mikro melalui pembangunan infrastruktur di seluruh wilayah indonesia.

Berkaitan dengan kepentingan untuk cukup mendanai pembangunan infrastruktur, namun bukan pertimbangan satu-satunya, pemerintah juga memacu industri pariwisata dimana sektor pariwisata dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan kecenderungan pertumbuhan yang cukup signifikan.

Sepanjang tahun 2016 sektor pariwisata telah memberi kontribusi sebesar 11 persen terhadap domestik bruto atau setara dengan Rp 172,8 triliun dan ditargetkan meningkat menjadi Rp 275 triliun pada tahun 2019 atau 15 persen dari total produk domestik bruto Indonesia.

Pariwisata diyakini merupakan sektor jasa yang sangat siap sebagai andalan pembangunan nasional. Hal ini karena ditunjang oleh sumber daya alam dan budaya yang unggul dan memiliki daya saing global.

Menurut world economic forum (WEF) pada 2017 peringkat daya saing Indonesia berada di urutan 42 atau naik delapan tingkat dibandingkan tahun 2016 berada di peringkat 50. Peringkat indonesia ini masih di bawah singapura (peringkat 13, turun tiga peringkat), malaysia (26, naik delapan peringkat), dan thailand (34, naik sembilan peringkat).