Target beroperasi 2018, BIJB diharapkan mampu dongkrak pariwisata
Bandung.merdeka.com - PT Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB)â menggaet Dinas Pariwisata dan Budaya (Disparbud) Jabar untuk menggeliatkan sektor pariwisata Jabar. Hal itu dilakukan seiring hampir rampungnya konstruksi bandara yang ada di Kabupaten Majalengka tersebut pada 2018 mendatang.
Diretur Utama PT BIJB Virdha Dimas Eka Putra mengatakan, sejauh ini Jawa Barat merupakan salah satu daerah target kunjungan wisatawan baik domestik atau mâancanegara. Pemerintah pusat sendiri menargetkan wisatawan mancanegara pada 2019 sebanyak 20 juta. Maka dari itu BIJB diharapkan bisa menjadi salah satu magnetnya.
Menurut dia, Jabar sudah memenuhi aspek yang disebutkan Kemenpar yakni 3 A (attraction, accessibility, amenity atau fasilitas penunjang pariwisata).â "Untuk atraksi, Jabar tidak kalah dari daerah lain. Amenities Jabar juga siap. Nah akses ini perlu ada perhatian khusus, Jabar bisa diinformasikan bahwa udah punya airport dan jadwal airline. Autority, perizinan proses bisa disokong pemerintah," katanya dalam BIJB Tourism Gathering di Hotel Papandayan, Kota Bandung, Selasa (31/1).
BIJB yang nantinya akan melayani penerbangan internasional, kata dia, yakin target kunjungan wisata mancanegara bisa tercapai. "Kami antusias berdiskusi dengan disbudpar bagaimana kembangkan Jabar jadi kawasan wisata. itu bakal ada lonjakan," jelasnya.
Sehingga pihaknya mengaku akan terus mensosialisasikan proses pengerjaan BIJB tersebut. â"Kami akan terus sosialisasikan progres pembangunan, agar kita semua persiapkan diri bahwa bandara akan segera beroperasi. Wilayah destinasi wisata disiapkan agar bisa lebih menarik, bisa diekspose dan diinformasikan dan bisa jadi tujuan wisata," terangnya.
Kepala Disparbud Jabar Ida Hernida mengatakan, begitu bandara ini rampung pihaknya dijanjikan BIJB yang akan memberikan fasilitas tempat promosi destinasi wisata yang ada di 27 kabupaten/kota. Langkah itu tentu menjadi angin segar sebab 2016 saja yang mana Jabar tidak memiliki bandara semegah BIJB bisa menarik 46 juta wisatawan dari 42 juta yang ditargetkan.
Nah, pada 2018 dimana BIJB diperkirakan mulai beroperasi, pihaknya manargetkan 1,5 juta turis mancanegara, dan 48 juta kunjungan wisatawan domestik. Adapun pada 2019 BIJB sudah berdiri maka target dia 3 juta untuk wisman. "Karena BIJB bisa menampung pesawat yang selama ini tidak bisa parkir di bandara Soekarno Hatta," jelasnya.
"BIJB bisa memuat 22 pesawat. Pulang pergi pesawat bisa dihitung. Mudah-mudahan bisa, apalagi target wisnus bisa 55 juta. Karena wisata ini sudah bukan merupakan barang mewah lagi. Sekarang untuk semua kalangan, wisata adalah suatu kebutuhan," katanya melanjutkan.
Dia menambahkan, pariwisata adalah lokomotif pembangunan daerah. Ketika sumber daya alam menipis, pariwisata bisa menjadi andalan. "Satu pariwisata unggul maka seluruh sektor perekonomian gerak. Hotel, kuliner, merchant, dan lain-lainnya. Bukan sombong, wisata adalah motor perekonomian di daerah," tandasnya.
Persoalan lahan warga sudah clear
Sampai sejauh ini pembangunan BIJB Kertajati, Kabupaten Majalengka sudah menyentuh angka 27,3 persen. BIJB selaku pengelola langsung bandara tersebut, menargetkan awal 2018 mendatang pembangunan bandara yang menelan Rp 2 triliun tersebut sudah dapat beroperasi.
Dimas Ekaputra menjelaskan, saat ini total konstruksi yang sudah terealiasasi untuk paket satu yang mencakup infrastruktur sudah mencapai 59,16 persen, adapun paket dua yang mencakup terminal penumpang sudah tereliasasi sebesar 18,69 persen dan paket tiga meliputi bangunan penunjang sebesar 29,10 persen.
"Dari seluruh seksi itu, November (2017) bisa rampung. Target tahun 2018 bisa dioperasikan. Ini sudah sesuai schedule," katanya.
Dia melanjutkan, luas lahan yang dibangun bandara mencapai 1.000 hektare. Sebab sejauh ini masih ada 800 hektare lagi yang belum terbebaskan oleh Pemprov Jabar. Lahan itu nantinya akan digunakan untuk runway kedua dan ketiga.
"Harapanya segera dibebaskan. Takutnya nanti diisi penduduk. Bandara Soekarno-Hatta jugakan gitu, sulit bebaskan runway tiga. Berkaca kesitu,â yang penting lahan sudah aman," ujarnya.
Dia juga mengklaim, permasalahan dengan warga yang sempat terjadi akibat adanya penolakan pembebasan lahan di runway satu sudah selesai. "Sudah clear kalau itu semuanya," jelasnya. Landasan pacu yang dibuat itu kebutuhannya mencapai 3.000 meter.
Dia menambahkan, dari total Rp 2,1 triliun yang dibutuhkan untuk pembangunan bandara ini, 27 persen anggaran berasal dari Pemprov Jabar sudah digunakan. Saat ini pihaknya masih membutuhkan dana sebesar Rp 1,7 triliun agar pembangunan ini bisa selesai yang ditargetkan.
Dia menyatakan, untuk pendanaan sendiri pihaknya memperoleh pendanaan dengan skema reksa dana penyertaan terbatas (RDPT) (dari PT Danareksa Investment Management) dengan nama RDPT Infrastruktur Dirgantara yang akan diluncurkan pada Maret ini.
"Nantinya, saham tersebut dijual per unit penyertaannya. Satu lembarnya Rp 1.000. Perusahaan yang berminat minumum membeli Rp 100 miliar dan maksimal di atas Rp 1,5 triliun. Pendanaan tersebut terbuka bagi perusahaan manapun," ujarnya. Beberapa perusahaan yang siap mengikuti itu diantaranya ada BPJS.