Ini faktor penyebab tingginya kematian ibu di Jabar

Oleh Farah Fuadona pada 30 November 2016, 15:13 WIB

Bandung.merdeka.com - Ada tiga faktor yang berpengaruh terhadap tingginya kasus kematian ibu di Jawa Barat, diantaranya adalah faktor 3T. Maksud dari 3T adalah penanganan pasien dipelayanan fasilitas kesehatan seperti Rumah Sakit dan Puskesmas.

Kepala Seksi KIA Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dr. Djuanita menjelaskan, 3T yang dimaksud adalah terlambat mendapat pertolongan, terlambat rujukan, dan terlambat mendapatkan pelayanan difasilitas.

"Banyak sekali penyebab terjadinya kematian ibu saat kehamilan ataupun melahiran. 3T ini merupakan faktor yang berpengaruh di antara banyaknya kasus kematian ibu," ujar Djuanita saat ditemui dalam acara diskusi "Pencegahan Kematian Ibu dan Bayi" di Graha Kompas, Rabu (30/11).

Ia menjabarkan, tingginya kasus angka kematian ibu dan bayi baru lahir di Jawa Barat perlu dijadikan perhatian yang "tidak biasa-biasa saja", karena kematian ibu mencerminkan belum memadainya kualitas pelayanan kesehatan ibu, rendahnya kepedulian pada hak-hak perempuan dan lainnya.

Provinsi Jawa Barat dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia menjadi salah satu provinsi yang "menyumbangkan" jumlah kematian ibu dan bayi baru lahir secara nasional.

"Dalam laporan Dinkes Jabar tahun 2015 disampaikan bahwa jumlah kasus kematian ibu melahirkan karena kehamilan, persalinan, dan nifas meningkat cukup tajam dari 748 kasus d itahun 2014 menjadi 823 kasus ditahun 2015," kata Djuanita.

Kondisi serupa terjadi pada bayi baru lahir yang jumlah kematiannya juga meningkat dari 3098 kasus di tahun 2014 menjadi 3369 kasus di tahun 2015.

Rata-rata setiap hari di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2015 terjadi kurang lebih dua kematian ibu. Baik dalam masa kehamilan, bersalin, nifas yang tercatat serta lebih kurang sembilan bayi baru lahir berumur kurang dari 28 hari meninggal yang tercatat setiap harinya.

Tag Terkait