Dorong ekosistem digital, MM Tel-U buat konsep DNA nasional

Oleh Farah Fuadona pada 16 Desember 2017, 14:03 WIB

Bandung.merdeka.com - Guna mendorong ekosistem digital, Magister Manajemen Telkom University (MM Tel-U) akan membuat konsepsi digital DNA dalam lingkup nasional. Itu dilakukan melalui diskusi panel "National Panel Discussion, Digital DNA: Membangun Ekosistem Digital Nasional". Pesertanya, melibatkan pelaku industri, akademisi, pemerintah dan komunitas.

Ketua panitia diskusi panel Anisah Firly mengatakan, Telkom University akan mendorong stakeholders untuk merealisasikan percepatan ekosistem digital Nasional di Indonesia melalui konsepsi Nasional.

"Langkah ini harus segera dilakukan dikarenakan revolusi industri keempat melalui perkembangan era digital saat ini bisnis digital bermunculan, telah merubah peta industri menuju 4.0," ujar Firly kepada Merdeka Bandung, Kamis (14/12).

Firly juga mencontohkan tanda-tanda terjadinya revolusi keempat adalah kasus bisnis Amazon, sebuah perusahaan e-commerce platform B2B, yang diluncurkan bulan April 2015. Transaksi digital yang dilakukan perusahaan Amerika Serikat itu turnovernya penjualannya telah mencapai 1 milyar dolar dalam waktu setahun.

"Transaksi digital yang terjadi pertumbuhannya sangat luarbiasa, mencapai 20 persen per bulan. Pembeli B2B lebih menyukai transaksi digital, dimana 94 persen melakukan penelitian online sebelum melakukan pembelian," jelasnya.

Perubahan aturan transaksi digital membuat menurunnya biaya pemrosesan teknologi seperti misalnya additive manufacturing dan robotic canggih. Misalnya, ongkos pencetakan 3-D turun 60 persen antara 1990 hingga 2014, dan robot industri turun lima persen pertahun antara tahun 2000 hingga 2012.

Firly juga mengungkapkan tahun 2016, MM Tel-U telah mengusulkan Indonesia Digital Initiative yang meliputi Infrastructure, e-commerce dan Competency. Framework inisiatif ini diusulkan berdasarkan diskusi panel yang dilakukan oleh 30 pemimpin eksekutif indonesia yang berasal dari industri, pemerintah, media, komunitas serta akademisi.

Pakar Digital Business Telkom University, Gadang Ramantoko menjelaskan, pentingnya membangun ekosistem digital nasional. Ekosistem bisnis dan inovasi digital berperan mewujudkan jaringan nilai secara fisik maupun secara virtual yang menjadi ciri dari era ekonomi jaringan (networked economy) saat ini.

"Kemampuan sebuah negara untuk membangun ekosistem bisnis digitalnya, merupakan benchmark bagi “wealth of a country”. Pembangunan ekosistem bisnis digital harus mengerahkan kekuatan seluruh pihak, yang biasa disebut sebagai penta-helix (perusahaan, pelaku bisnis, media, komunitas, negara, regulator, akademisi, Perguruan Tinggi, dan Pusat Penelitian)," jelas Gadang.

Terlebih, saat ini Indonesia berada di zona daya saing digital terendah di dunia. Namun, Indonesia memiliki peluang untuk mendorong daya saingnya dengan cara mempercepat pembangunan ekosistem digitalnya yang spesifik (Digital DNA).