Digital Amoeba godok sistem yang lebih baik

Oleh Farah Fuadona pada 13 November 2017, 10:39 WIB

Bandung.merdeka.com - Guna menghasilkan sistem yang lebih baik, PT Telekomunikasi Indonesia berkomitmen mendorong karyawannya terus berinovasi melalui program internal digital startup, Digital Amoeba. Program yang belum genap berusia satu tahun ini terus digodok kematangannya.

CEO Digital Amoeba Fauzan Feisal mengatakan, guna memperteguh sistem inovasi Digital Amoeba, maka program ditantang dilakukan dalam enam batch selama satu tahun, yang mana satu batch terdiri maksimum 15 tim.

Jika inovasi lain kental unsur bisnis, sambung dia, maka Digital Amoeba kental sisi human resources (HR) yakni setidaknya pencarian dan pembentukan sumber daya manusia, pengelolaan insentif dan karir, serta perubahan budaya perusahaan.

"Namun sisi HR ini nantinya berdampak langsung ke bisnis Telkom. Untuk bertahan dengan bagus di era digital yang sangat disruptif, Telkom membutuhkan inovasi signifikan. Tidak hanya untuk dirinya, tapi juga agar bisa mendorong inovasi digital di hampir seluruh sektor ekonomi Indonesia, mulai perusahaan besar hingga start up," ujar Fauzan kepada Merdeka Bandung, Minggu (12/11).

Dalam inovasi digital tersebut, Telkom membangun tiga pilar wahana inovasi. Yakni open innovation (Telkom mencari dan memanfaatkan inovasi start-up eksternal melalui Indigo), joint innovation center (Telkom berinovasi bersama dengan korporasi terdepan di bidangnya), dan inhouse innovation melalui program Digital Amoeba tersebut.

"Tim Amoeba itu normal inovasinya satu tahun ada dua batch. Tapi saya bilang tidak belajar. Kalau ingin buat sistem tangguh, kita perbanyak batch mulai sekarang. Dengan ini, dalam satu tahun maksimum 90 tim bergabung. Karenanya, mulai pekan depan, Digital Amoeba akan menggelar batch ke-lima," sambungnya.

Principal Expert Digital Mastery Engine Team Group Divisi Digital Service PT Telkom itu menambahkan, saat ini yang sudah terdapat 60 binaan. Dari jumlah tersebut, tidak semuanya berhasil, hanya 38 tim yang masih bertahan sampai saat ini.

Mereka yang bertahan antara lain Usight, SmartEye, Kiwari, Emago, Geekpro, Ketitik, Open Trip, Helio, KitaIna, Pometera, Pasarkoe, dan seterusnya. Inovasi mereka diimplementasikan di sejumlah divisi dan unit perusahaan, bahkan selepas acara tersebut, akan diimplementasikan hingga ke Kalimantan.

Inovasi para startup terseut berkisar pada new product and service serta inovasi operasi bisnis. Untuk new product service, para startup menghasilkan produk baru yang bisa dijual Telkom. Sedangkan inovasi operasi bisnis membuat aplikasi untuk meningkatkan kinerja para teknisi Telkom.

"Para teknisi ini misalnya, ada keluhan dari pelanggan mengenai pemasangan yang tidak tepat dan tidak sesuai SOP. Setelah ditanya kenapa tidak sesuai SOP, jawaban teknisi karena mereka bekerja yang rajin dengan tidak rajin sama saja, sesuai SOP atau tidak sama. Aplikasi ini dipasang di telepon seluler teknisi. Jika mereka bekerja bagus, akan ada poin seperti bintang. Poin ini bisa ditukar bonus," kata Fauzan.

Inovasi lainnya yang dikembangkan startup Digital Amoeba adalah pemantau perangkat. Selama ini, pegawai yang bertugas memantau perangkat harus manual memonitor sejumlah layar karena masing-masing perangkat berbeda vendor. Dengan alat yang dihasilkan startup Amoeba, monitor dapat dilakukan dalam satu layar.

Fauzan menambahkan, untuk tahapan startup Amoeba hampir mirip dengan Indigo, melalui customer validation, product validation, business model validation, dan market validation.

"Tapi ini masih kami review. Kami ingin prosesnya lebih lean (ramping, red). Misalnya baru 20 persen bisa langsung launching," tuturnya.

Setiap tim mayoritas beranggotakan tiga orang terdiri dari seorang Chief Executive Officer (CEO), Chief Marketing Officer (CMO), dan Chief Technical Officer (CTO). Bukan hanya karyawan PT Telkom itu sendiri tapi juga anak perusahaan yang tercakup Telkom Group.

Jika startup terus berkembang, sangat memungkinkan dibuatkan perusahaan anak perusahaan baru PT Telkom pada bidang tersebut dengan pimpinan perusahan berasal dari para pendiri tim Digital Amoeba tersebut.