Eman Sulaeman, ikut Homeless World Cup dengan satu kaki

user
Farah Fuadona 02 Juli 2016, 11:03 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Keterbatasan fisik tak mengurangi daya juang Eman Sulaeman alias Sule (27) untuk bisa mengharumkan Indonesia lewat pentas olahraga internasional, Homeless World Cup (HWC) 2016. Sule menjadi bagian Tim Indonesia untuk HWC 2016 di Skotlandia.

Ia menjadi difabel pertama yang mengikuti HWC, sebuah ajang sepak bola (street soccer) dunia khusus untuk kaum termarjinalkan. Para pecandu atau mantan pecandu, Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA), tunawisma diberi kesempaatan untuk merubah hidupnya lewat ajang sepak bola.

Memiliki keterbatasan fisik sejak lahir tak menjadi kendala yang menghalangi langkahnya. Walau hanya memiliki satu kaki kanan untuk menopang tubuhnya. Eman akan bertugas sebagai kiper di Tim Indonesia.

Keterbatasan ini tentunya berat bagi ukuran pemain bola. Itupun hanya satu kaki pun tidak sempurna, karena hanya sampai pergelangan kaki saja, tidak ada telapak kaki. Dengan satu kaki itu, ia melakukan gerakan dengan cara meloncat-loncat. Jika gawangnya sedang tidak ada serangan, ia memilih duduk waspada. Begitu ada serangan ia kembali berdiri, tangannya siap menangkap bola.

Bola yang berhasil ia tangkap akan dilempar atau ditendang. “Saya senang main bola. Di kampung saya biasa main bola,” kata pria asal Majalengka ini, saat ditemui Merdeka Bandung di sela latihan baru-baru ini.

Selama latihan, Sule tetap puasa. Dan ia ingin menamatkan puasanya selama sebulan penuh. “Alhamdulillah masih puasa. Tidak mengganggu latihan, sudah biasa,” katanya.

Sudah lama Sule ingin mengikuti HWC. Tahun ini ia memberanikan datang ke Rumah Cemara sebagai National Organizer HWC di Indonesia. Ia berangkat sendirian dari Majalengka ke Bandung.

Tim seleksi dari Rumah Cemara menilai Sule layak terbang ke Skotlandia, negara yang menjadi tuan rumah HWC 2016. Kemampuan Sule dinilai di atas rata-rata para pendaftar. “Harapannya bisa turut mengharumkan Indonesia di luar negeri, juga untuk membanggakan orang tua,” kata Sule yang sehari-hari usaha servis ponsel.

Keterbatasan fisik tidak membuatnya menyerah. Ia juga enggan menggunakan tongkat atau kaki palsu saat bermain bola. “Punya kaki palsu, tapi berat,” katanya.

Putra bungsu dari delapan bersaudara ini sejak sekolah di SMKN 1 Majalengka sudah gemar sepak bola di lapangan. Posisi yang ia kuasai adalah penjaga gawang. Teman-temannya di Majalengka banyak yang mendukungnya mengikuti kesempatan langka bertandang ke luar negeri. “Saya bisa ke sini disuport sama teman-teman saya,” kata pria murah senyum ini.

Namun menurutnya street soccer jauh lebih melelahkan dari sepak bola biasa. Street soccer membutuhkan kecepatan tinggi dan energi besar. “Saya baru kali ini main street soccer,” ujarnya.

Kamis 7 Juli atau setelah lebaran mendatang, Sule akan berangkat ke daratan Eropa bersama anggota Tim Indonesia untuk HWC 2016 lainnya, seperti Nandi Saeful Anam (Sumedang), Wiradanu (Bali), Antonius Dimas Antonius (Yogyakarta) dan empat orang dari Bandung Heru Muhammad Faisal, Roni Sahroni, Angga Sidik Permadi, Wisnu Wantoro.

Kredit

Bagikan