Leo van Beurden, Pastor Bandung yang juga kesatria penggemar Vespa

user
Mohammad Taufik 27 Maret 2016, 15:16 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Meski menjabat Pastor Kepala Gereja Katedral Santo Petrus Bandung, Leo van Beurden OSC memilih Vespa sebagai kendaraan sehari-harinya. Sepeda motor buatan Italia itu biasa ia pakai jika sedang ada keperluan dalam kota.

"Saya kalau keluar katedral pakai Vespa. Sekarang kalau cuaca bagus, tidak hujan, kalau ada keperluan di dalam kota saya naik Vespa," kata pria yang akrab disapa Pastor Leo ini saat berbincang dengan Merdeka Bandung.

Ia biasa memakai Vespa buatan tahun 76. Kendati motor sepuh, ia mengaku nyaman mengendarainya terutama jika cuaca cerah. "Kalau sekarang pakai Vespa, dingin," katanya mengacu pada hujan yang getol-getolnya mengguyur Kota Bandung.

Pastor Leo lahir di kota kecil Belanda bernama Kerkdriel 73 tahun lalu. Saat ini ia sedang sibuk-sibuknya memimpin misa di katedral terkait Hari Raya Paskah yang puncaknya Minggu (27/3).

Namun meski sibuk, pastor yang sudah menjadi WNI ini tetap ramah melayani tamunya. Ia bercerita, pertama masuk ke Indonesia tahun 70, waktu itu ia bertugas di Indramayu. Lima tahun ia bertugas di pantai utara Jawa Barat itu.

"Saya cukup akrab dengan Sungai Cimanuk dan lumpurnya. Waktu itu rambut saya masih hitam," kenangnya seraya menunjuk rambutnya yang sudah memutih.

Dari Indramayu, ia pindah tugas ke gereja di Jalan Pandu, Bandung. Selama 21 tahun ia menjadi pastor gereja di sana. Setelah itu ia menjalani tugas di Katedral Santo Petrus hingga kini. "Sudah 19 tahun saya di sini," katanya.

Pastor Leo memilih menjadi warga Bandung dan meninggalkan negara kelahirannya di Belanda. Sejak 1999 ia menjadi Ketua Yayasan Salib Suci yang berkiprah di bidang pendidikan. Sekolah yang didirikan Yayasan Salib Suci tersebar di berbagai tempat di Jawa Barat, antara lain Bandung, Indramayu, Pamanukan dan lainnya.

Kiprahnya di bidang sosial khususnya pendidikan, serta pengabdiannya di gereja, membuat Kerajaan Belanda melalui Orde Van Oranje Nassau mengangkatnya sebagai Ridder in de Orde Van Oranje-Nassau, pada 2010.

Ridder in de Orde Van Oranje-Nassau adalah gelar Kesatria. Orde Van Oranje-Nassau merupakan orde Ratu dan Raja Belanda. Gelar ini diberikan Kerajaan Belanda tiap tahunnya kepada orang-orang yang dianggap telah berjasa di bidang sosial.

"Waktu itu Ratu Belanda memberi saya gelar Ridder terkait 40 tahun jadi imam. Saya sudah menjadi WNI, minimal saya memberi kesan bagus tentang bagaimana pelayanan orang Belanda di Indonesia," tuturnya.

Kredit

Bagikan