Herrie namai anaknya Fandi Ahmad,striker Singapura yang pernah ditekel
Bandung.merdeka.com - Penggemar tim nasional (timnas) sepakbola tanah air pasti masih ingat dengan nama Herrie Setyawan. Dia pernah dikartu merah dalam ajang SEA Games pada 1989 di Malaysia gara-gara menekel striker Singapura, Fandi Ahmad. Herrie lalu diusir dari lapangan, dan timnas pun kalah dari Singapura dengan skore 1:0.
Herrie yang juga mantan pemain Persib Bandung itu kini menjadi Asisten Pelatih di Persib. Ternyata, pengalaman mendapat kartu merah dalam ajang SEA Games itu menjadi pengalaman tidak terlupakan baginya. Timnas Indonesia kalah dan menempati urutan ketiga dengan meraih medali perunggu.
"Waktu itu saya melakukan pelanggaran keras ke pemain Singapura, Fandi Ahmad. Itu penyesalan paling berat buat saya. Dan kartu merah pertama juga terakhir selama karir saya," kata Herrie kepada Merdeka Bandung, Rabu (16/12).
Dia mengaku, saat itu memang pelatih kepala, yaitu Iswadi Idris, memintanya untuk menjaga dengan ketat striker Timnas Singapura Fandi Ahmad. Herrie yang masih berusia 19 tahun kala itu, melaksanakan perintah pelatih namun berujung petaka.
"Memang pelatih suruh saya buat jagain dia (Fandi Ahmad) terus. Waktu saya tekel, wasit langsung kasih kartu merah. Tapi Fandi Ahmad enggak kena cedera akibat tekel saya," ungkap mantan pemain Persib era 90-an ini.
Pengalaman itu pun menjadi pelajaran bagi Herrie untuk tidak melakukan pelanggaran yang berakibat kartu kuning maupun merah. Bahkan selama karirnya, pria yang memiliki ciri khas kepala plontos itu, tidak pernah mendapatkan akumulasi kartu kuning.
"Sempat menyesal, karena itu pertandingan pertama saya bareng tim senior, tapi saya coba melupakan. Itu jadi pengalaman dan pelajaran bagi saya, rekan-rekan senior juga membantu saya untuk kembali bangkit," tuturnya.
Herrie beri nama anaknya Fandi Ahmad
Setelah mendapatkan pengalaman yang berkesan karena sempat diganjar satu kali kartu merah selama karirnya, Herrie menamakan anak pertamanya Fandi Ahmad. Nama itu mirip dengan nama pemain asal Singapura yang pernah dia tekel saat SEA Games 1989 hingga berakibat kartu merah wasit dan kekalahan Timnas.
Selain itu, Fandi Ahmad bagi Herrie juga menjadi pemain yang berkesan karena keredahan hatinya. Dia menuturkan, meskipun telah menjadi pemain bintang, striker Singapura itu memiliki sifat sederhana.
"Alasannya karena Fandi Ahmad itu orangnya tidak sombong. Waktu itu pernah salat Jumat bareng, kalau kita kan pakai baju koko rapih dan peci. Kalau dia cuma pakai celana pendek, sarungnya di bahu, kelihatan bukan pemain bintang," tuturnya.
Oleh karenanya, Herrie pun memberikan nama anaknya Fandi Ahmad dengan harapan memiliki sifat yang rendah hati dan sederhana. "Iya akibat dari itu, saya kasih nama anak saya Fandi Ahmad," ungkap Herrie.
Meski begitu, Herrie mengatakan tidak pernah memaksakan anaknya untuk menjadi pemain sepakbola profesional seperti Fandi Ahmad pemaing Singapura. Dia pun memberikan kebebasan kepada anaknya untuk menjadi apa yang diinginkan.
"Memang dulu pernah dia main sepakbola, tapi enggak lama. Saya tidak paksa dia untuk jadi pemain sepakbola. Sekarang dia umurnya 19 tahun dan sudah kerja di bank swasta," ujarnya.