Setahun berbisnis kue, ibu muda ini raih omzet Rp 30 juta per bulan

user
Farah Fuadona 18 Desember 2015, 14:19 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Perayaan akan terlihat kurang meriah tanpa kehadiran kue. Istilah ini membuat bisnis kue tetap relevan dan menjanjikan. Berangkat dari situ, Safira Idawiduri, 30 tahun, terjun ke bisnis kue. Ia fokus menyajikan kue-kue bolu dekorasi yang biasa dipakai untuk perayaan atau hadiah.

Kue bolu dekorasi merupakan kue yang bentuknya bisa dipesan sesuai keinginan pelanggan. Untuk anak-anak, saat ini bentuk kue yang paling digemari adalah desain peri atau princes seperti dalam film Frozen.

Ada juga kue bolu yang didesain dengan bentuk kerajaan atau kastil. Untuk mendeasin kuenya, Safira menggunakan bahan foundant, yaitu adonan kue dari gula yang mudah didesain dalam bentuk apapun. Fondant dipakai untuk melapisi permukaan kue atau membuat berbagai karakter sebagai desain kue.

Kue-kue tersebut diberi warna sesuai selera. Kue untuk anak-anak tentu dengan warna yang semarak dan ceria.

Ibu satu anak itu memasarkan produk kuenya lewat brand Rolling Pin Sugar Art, sebuah toko kue di Jalan Ciumbuleuit Nomor 108 Bandung. Meski baru buka tahun ini, omzet toko kue ini sudah mencapai Rp 30 juta per bulan.

“Karena pangsa pasarnya jelas, saya optimis masih bisa meraih omzet dua kali lipat dari omzet sekarang,” kata Safira kepada Merdeka Bandung.

Safira mempekerjakan enam orang pegawai, dua orang untuk menjaga toko dan empat orang lagi di bagian produksi. Ia berencana akan menambah pegawai lagi hingga menjadi delapan orang. “Kalau saya sih merangkap semuanya, mulai dari manajemen, desain, produksi, hingga marketing,” katanya.

Ia mengaku bisa membuat kue secara otodidak. Kuliahnya bukan jurusan tata boga melainkan jurusan manajemen. “Jadi nggak nyambung sebenarnya dengan kuliah, paling nyambungnya di manajemennya,” kata alumnus manajemen Telkom University ini.

Ketertarikannya pada bisnis kue ia jalani tak sengaja. Awalnya ia ingin memberikan hadiah ulang tahun bagi putrinya, Kamea, 4 tahun. Ia mencari-cari di toko kue ternyata harganya mahal-mahal.

Ia akhirnya memutuskan membuat kue sendiri. Untuk mengetahui teknik membuat kue, ia mengikuti kursus singkat membuat kue. Selebihnya ia belajar dari buku dan internet. Akhirnya kue untuk sang anak jadi, sebuah kue dengan dekorasi princes.

Dari situ ia mulai iseng menawarkan kue dekorasinya secara online. Ternyata peminatnya cukup banyak. Awalnya desain atau bentuk kue menjadi daya tarik yang ditawarkan. Tetapi setelah diskusi sana-sini, ia mulai mengolah sentuhan rasa pada kue buatannya.

Kemudian pada Juli 2015, perempuan yang tinggal di Gegerkalong ini mulai membuka toko kue Rolling Pin Sugar Art. Dalam seminggu ia bisa menerima pesanan 5-6 full décor cakes yang harganya ditawarkan mulai Rp 350 ribu sampai Rp 1 juta.

Untuk memesan kue di Rolling Pin Sugar Art, pembeli harus melakukan pemesanan lima hari sebelum perayaan. Selain kue dekorasi, toko kue ini juga menyajikan aneka macam kue seperti Green Tea Soufflé, Lemon Mixberry Soufflé, Fudgy Brownies dan lainnya.

Para pembeli kue di Rolling Pin Sugar Art sangat beragam, mulai dari anak SMA untuk perayaan ulang tahun, pernikahan, syukuran kantor atau instansi hingga orang tua yang memiliki balita. “Orang tua yang punya anak 1 samapi 5 tahun biasanya selalu menghadiahi kue,” ujarnya.

Kredit

Bagikan