Bagi Adi, inspirasi bisa datang dari isu yang bagus dan brengsek

user
Mohammad Taufik 17 Desember 2015, 16:20 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Pada tahun 2007 Adi Panuntun mendirikan sebuah perusahaan bernama Sembilan Matahari. Perusahaan ini Ia dirikan bersama sang adik, Soni. Menurut Adi, Sembilan Matahari merupakan kumpulan orang-orang yang menyukai design dan film. Di tempat ini juga menjadi ajang untuk bertukar pikiran orang-orang yang berada di dalamnya. Sehingga tidak hanya melihat modal capital dibutuhkan untuk membangun perusahaan, melainkan yang terpenting ialah modal spirit.

Dengan filosofi itulah, Adi membangun Sembilan Matahari. Perusahaanya tersebut juga memiliki, Sembilan Matahari University, sebuah ruang tempat aspirasi, tempat berbagi pikiran antara komunitas, mahasiswa kampus dengan cara menyelenggarakan workshop bersama seminar-seminar kecil dan kelas berbagi kecil. Bagi Adi hal itu menjadi fondasi kuat bagi Sembilan Matahari sehingga bisa bertahan sampai sekarang

Sembilan Matahari sendiri memiliki visi untuk tidak hanya mengibarkan sebuah brand semata, tetapi juga ada sebuah visi yang ingin dicapai yakni menjadi agen perubahan (agent of change), dengan menginspirasi orang untuk membuka cara pandang baru membuat perubahan.

Pada 2008, Adi berangkat ke Inggris untuk menempuh kuliah S-2 jurusan Design Management di School of Design, Northumbria University. Di sana dia mengambil jurusan Manajemen Desain untuk belajar konsep design thinking. Design thinking sendiri adalah suatu metode yang digunakan oleh para designer untuk menghasilkan solusi.

"Yang dikelola oleh design thinking itu adalah kreativitas. Untuk apa design thinking mengelola kreativitas, untuk menghasilkan inovasi. Ini penting. Jangan sampai orang menganggap bahwa kreativitas itu adalah ilham, wahyu, gifted," ujar pria kelahiran Bandung 23 Desember 1978 ini.

Adi menuturkan, untuk tetap membuat para pekerja kreatif terus berinovasi, di dalam manajemen desain ini ada berbagai cara bagaimana mengelola supaya pekerja kreatif bisa menjadi ekosistem yang nyaman. Supaya 'kilang kreatif' ini bisa menghasilkan kreativitas maka orang-orang yang sedang disedot kreativitas itu harus dibuatkan tempat nyaman. Makanya di kota-kota besar harus diaktifkan ruang-ruang publik

"Ekosistem itu yang harus kita bangun. Selama itu terjamin, kreativitas masyarakat tidak akan pernah hilang. Virus ini harus terus ditularkan, virus ini yang ingin ditularkan kepada teman-teman, kampus-kampus, dinas-dinas pemerintah, agar logika berpikir atau perspektif inilah yang harus tetap dikedepankan," ujarnya.

Untuk itu bagi para pekerja di Sembilan Matahari, dia tidak memberlakukan jam kantor. Menurut dia, bekerja di industri kreatif itu yang terpenting adalah saat deadline dibutuhkan, sudah hadir dengan solusi kreatif yang diharapkan. "Jadi bukan kehadiran di jam 8 pagi. Dia berseragam rapih otaknya kosong dan tidak bisa ngapa-ngapain lalu harus pulang di jam 5 sore," kata dia.

Menurut dia, hal itu merupakan salah satu kebijakan perusahaan yang diterapkan. Membuat teman-teman kreatif menjadi inspiratif. Dia juga membebaskan karyawannya untuk tidak menggunakan seragam atau misalnya harus berpakaian formal.

"Sebenarnya tujuannya untuk menjadi perusahaann ini menjadi rumah buat mereka. Rumah yang nyaman dan kesepakatan bersama. Tujuannya supaya mereka menelurkan cara pandang baru. Jadi anak-anak bisa bebas. Datang jam dua siang mungkin dia baru akan pulang jam pagi semuanya tidak akan ada yang merasa terbebani," kata Adi.

Selain itu juga untuk menghaslkan kreativitas, Adi membiasakan diri untuk tidak bergantung pada sesuatu yang dikultuskan. Sebab dia pernah termakan stigma bahwa jika punya ide itu harus melakukan hal tertentu. Namun menurut dia tidak harus seperti itu. Biasanya jika dia sudah merasa jenuh, hanya cukup keluar dari kantor saja sekadar mencari kopi di warkop ataupun bersepeda keliling taman.

"Dengan begitu saya bisa dapet ide. Saya merasa tidak ada sesuatu yang mengkultuskan hal tersebut supaya saya mendapatkan inspirasi. Yang saya lakukan membiasakan diri saya dalam situasi apapun dalam kondisi apapaun, se-mepet atau sepanjang timeline kerja yang saya hadapi tetap menghasilkan krativitas," ujar Adi.

Menurut dia, kreativitasnya muncul melalui pengamatan terhadap lingkungan sekitar. Kreativitas, kata Adi, selalu datang tidak mengenal waktu dan tempat. Ia mencontohkan saat dia melihat deretan becak-becak. Ia membayangkan dapat membuat sebuah video mapping di kain-kain yang ada di becak-becak yang berjejer.

"Nah itu kainnya kita buat putih semua, itu bisa jadi sesuatu kan. Makanya saya bilang inspirasi selalu datang dari ke-Indonesiaan. Dari isu-isunya yang brengsek sampai isu-isu yang bagus," katanya.

Adi juga sangat concern dengan isu-isu lingkungan di Bandung. Selain sungai citarum, dia ingin merespon pohon-pohon yang ada di Kota Bandung. Ia membayangkan pohon-pohon seperti Taman Hutan Raya (Tahura) Djuanda atau gua pakar. Caranya merespon dengan hutan-hutan pinus yang di selendangkan menggunakan transparan screen. Setelah dibentangkan diproyeksikan animasi ke pohon dan ke kain tersebut dengan animasi tersebut.

"Misalnya tiba-tiba kijang atau harimau kecil keluar dari balik pepohonan kemudian masuk lagi. Saya itu ingin menciptakan bioskop hutan semacam itu. Gua Pakar kita ingin respon dengan instalasi laser supaya bagaimana menghadirkan sejarah dalam konteksnya yang tidak seram. Karena sekarang kesanya Gua Pakar atau Gua Belanda itu kan kesannya angker, tidak inspiratif. Padahal itu aset sejarah perjalanan kita sebagai bangsa," katanya.

Ke depan juga Adi berencana ingin membuat waterscreen projection di Sungai Cikapundung. Waterscreen Projection ini ialah percikan air yang akan dimanfaatkan sebagai bidang untuk menembakan proyektor. Caranya dengan menggunakan pompa, akan mencipratkan air ke atas. Cipratan air itulah yang akan membentuk titik-titik air berwarna putih.

"Warna putih itu yang kita tembak. Jadi kesannya kaya ada gambar tembus pandang gitu yang hadir di situ. Kita berecana akan memanfaatkan Sungai Cikapundung menjadi layar, akan kita proyeksikan gambar 3D. Nanti akan muncul karakter yang wajahnya besar muncul di atas sungai. Jadi seolah air dipancarkan ke atas nanti di air itu muncul wajah. Karakter 3D-nya akan muncul dan menyapa penonton," ujarnya memungkasi.

Kredit

Bagikan