ITB dan Pusat Halal Salman gelar seminar internasional wisata halal
Bandung.merdeka.com - Pariwisata halal saat ini menjadi salah satu industri di kepariwisataan yang patut diperhitungkan. Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia tentu memiliki potensi yang sangat besar.
Melihat peluang tersebut, Pusat Perencanaan dan Pengembangan Kepariwisataan (P-P2Par) Institut Teknologi Bandung (ITB) bekerja sama dengan Pusat Halal Salman ITB akan menyelenggarakan Seminar Internasional Pariwisata Halal bertajuk 'Anatomi Pariwisata Halal Global'. Acara ini rencananya akan diselenggarakan di Aula Barat ITB pada 1-2 September 2016 mendatang.
Kepala P-P2Par ITB Budi Faisal mengatakan, meski besarnya potensi pariwisata halal telah terbukti, pengetahuan dan wawasan akan konsep maupun prinsip pariwisata ini belum begitu menggaung di Tanah Air. Hal tersebut dapat terlihat, salah satunya dari fasilitas akomodasi di sejumlah destinasi pariwisata di Indonesia yang belum mendukung kebutuhan wisatawan muslim dalam beribadah, misalnya, tidak ada penanda arah kiblat dan belum tersedianya keran untuk berwudhu di tiap kamar, maupun mushola yang relatif tidak terawat.
Dia menyebut, konsep pariwisata halal sendiri berarti segala sesuatu yang tidak membahayakan manusia dan lingkungan, serta sesuai dengan koridor aturan Islam. "Selama bagian-bagiannya tidak bertentangan dengan prinsip Islam, maka suatu hal sudah dapat dikatakan halal. Dengan kata lain, konsep halal sejatinya adalah konsep yang universal," ujar Budi saata acara konferensi pers di GSG Masjid Salman, Jalan Ganesha, Kamis (18/8).
Budi menjelaskan, hal inilah yang membuat kebaikan prinsip halal begitu menarik bagi para wisatawan. Pertama, makanan yang disajikan terbukti sehat dan bersih. Kedua, daya tarik wisata maupun fasilitas rumah makan yang tidak menyediakan makanan dan minuman beralkohol, otomatis meniadakan suasana tidak nyaman karena kehadiran orang-orang yang sedang mabuk.
“Itu bagus buat anak-anak. Hotel Sofyan di Jakarta, non-muslim pun merasa aman, karena bagaimana pun banyak yang tidak suka jika ada yang mabuk, pelacuran, dan lain-lain,”katanya.
Budi mengungkapkan, angka kunjungan wisatawan muslim di Indonesia terbanyak dibandingkan wisatawan lainnya. Mereka pun memiliki skala jumlah pengeluaran yang cukup besar. Saat berwisata, mereka otomatis mengharapkan fasilitas dan layanan yang tidak melanggar prinsip Islam. Budi berharap, konsep halal dapat diterapkan ke segala lini dalam destinasi-destinasi pariwisata di Indonesia.
“Dari sisi pemasaran, kita harus memasarkan produk halal. Indonesia tepat, karena mayoritas (produknya) halal, peminatnya (juga) semakin banyak,” katanya.
Di tenpat yang sama, Anggota Dewan Pembina Pusat Halal Salman ITB, Nashir Budiman mengatakan bahwa tujuan utama diadakannya "Seminar Internasional Pariwisata Halal” sendiri adalah mengenalkan pariwisata halal sebagai peluang meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ragam pariwisata halal memiliki potensi yang sangat besar dalam meningkatkan perekonomian. Namun, masih ada stigma dalam masyarakat bahwa proses mengurus sertifikasi halal itu rumit dan tidak jelas manfaatnya.
“Ada peluang besar yang tidak pernah kita perhatikan. Masyarakat kan tahunya sertifikasi halal perlu dana, effort, terus buat apa? Tapi kalau kita kondisikan, siapkan pasarnya, promosi wisatanya, kan terlihat ada manfaatnya,” katanya.
Sesuai misi tersebut dengan mendatangkan pembicara yang ahli di bidangnya, acara ini diadakan guna mensosialisasikan pemahaman dan pengetahuan mengenai konsep, prinsip, maupun aspek-aspek terkait pariwisata halal. Sambil mempelajari contoh penerapan prinsip tersebut di negara-negara lain di dunia. Diharapkan kedepannya ada kolaborasi antar stakeholder terkait, baik dari tingkat nasional hingga daerah mampu mewujudkan Indonesia sebagai destinasi pariwisata halal dunia.
Selain menggelar seminar internasional, Pusat Halal Masjid Salman ITB juga menggelar Olimpaide Halal pada tanggal 1 September di Masjid Salman. Olimpiade halal merupakan salah salah satu bentuk sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran tentang halal bagi remaja. Olimpiade halal ini akan diikuti oleh 1000 siswa SMA/sederajat di wilayah Jabar.