Kota Bandung raih penghargaan ASEAN Tourism Award

user
Mohammad Taufik 29 Januari 2018, 20:16 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Kota Bandung kembali mendapat apresiasi di bidang pariwisata. Kota Bandung mendapat penghargaan ASEAN Tourism Award 2018 yang digelar di Chiang Mai, Thailand pada 26 Januari lalu.

"Kota Bandung mendapat penghargaan dalam kategori ASEAN Clean Tourist City Standard Award bersama Kota Surabaya dan Kabupaten Banyuwangi," ujar Kadisbudpar Kota Bandung Kenny Dewi Kaniasari saat dihubungi, Senin (29/1).

Kenny mengatakan, Kota Bandung menjadi salah satu kota yang meraih penghargaan untuk kategori Clean Tourist City di ASEAN. Adapun untuk aspek yang dinilai yakni destinasi wisata di Bandung.

"Nah kebetulah Bandung ada beberapa destinasi yang baru. Taman baru direvitalisasi, trotoar baru diperbaiki, dan itu jadi nilai tambah," katanya.

Kenny berharap dengan diraihnya penghargaan tersebut dapat semakin membuat Bandung dikenal oleh wisatawan khususnya mancanegara. Sehingga banyak wisatawan dari luar negeri untuk datang ke Kota Bandung.

"Makanya kita ke depan harus lebih kompak lagi. Kalau kompak kita bisa mempertahankan Bandung sebagai tujuan wisata," katanya.

Targetkan 8 juta wisatawan tahun ini

Tahun ini Pemerintah Kota Bandung juga menargetkan jumlah kunjungan wisatawan meningkat lebih dari 10 persen dibanding 2017 yang sebesar 6,9 juta wisatawan.

"Saya sih optimis ini harus naik terus, dengan asumsi Pilkada 2018 aman. Pinginnya sih lebih dari 10 persen, sekitar delapan jutaan," ujar Kepala Disbudpar Kota Bandung Kenny Dewi Kaniasari kepada wartawan Senin (29/1).

Kenny menuturkan, pihaknya akan semakin gencar melakukan promosi wisata. Terutama untuk membidik wisatawan mancanegara (wisman).

Selain itu lanjut Kenny, pihaknya juga akan segera membangun pusat data online. Hal ini untuk melihat pergerakan jumlah wisatawan yang datang ke Bandung.

"Selama ini, kami mengkoordinir data dari Jasa Marga, PT KAI, Angkasa Pura dan Dishub untuk melihat wisatawan yang masuk ke Kota Bandung. Selain itu data juga ditambah oleh tingkat isian hotel yang berasal dari asosiasi seperti PHRI. Data yang ada melalui proses yang dilakukan tiga bulan sekali. Data mentah itu diolah BPS, BPS ini yang mengeluarkan datanya," katanya.

Menurut Kenny pusat data online ini sangat diperlukan. Rencananya pihaknya akan menerapkan sistem tersebut pada tahun ini.

"Jika data sudah real time maka dapat dipastikan jumlah wisatawan yang masuk ke Kota Bandung. Karena Bandung sangat dinamis dengan pengunjung keluar masuk, apalagi sekarang smart city jadi harus ada online data yang terintegrasi," ujarnya.

Kredit

Bagikan